top of page
  • Writer's pictureChristian Aditya

Back to Its Roots...

Kelas menengah di era sebelum tahun 2000s hanya memiliki sedikit pilihan untuk kendaraan. Ingin nyaman dan mewah mereka akan membeli sedan atau station wagon, sedangkan ingin fungsional dan adventure pilihannya hanya SUV besar yang rugged, kasar, dan tidak praktikal untuk sehari - hari.


Akhir '90an dimulailah tren crossover yang dipopulerkan oleh Toyota RAV4. "Dipopulerkan" di sini karena sejatinya RAV4 bukan yang pertama kali memperkenalkan konsep ini, tahun '70an sudah ada AMC Eagle dan Matra-Simca Rancho yang mulai mendesain mobil berkonsep serupa - although belum mendapatkan julukan crossover.


AMC Eagle

( sumber )

Matra-Simca Rancho

( sumber )


And people like it. Bentuknya station wagon tinggi, ukurannya kecil, nyaman, efisien, dan praktis untuk sehari - hari.

Toyota RAV4 generasi pertama yang mempopulerkan mobil bergenre crossover

( sumber )


Pembeda paling jelas dari SUV dan Crossover adalah mereka dibangun dari basis sedan / mobil penumpang - bukan pick-up / mobil pekerja. RAV4 dibangun dari basis Corolla, jadi membuatnya jelas lebih memiliki karakter mobil yang halus ketimbang karakter SUV yang kaku.

Crossover vehicles have been described as small SUVs, light-duty SUVs, or even tall cars. It's a tough segment to pin down. Most often, a crossover (or CUV) is a rugged, sometimes four-wheel drive vehicle built on a car platform rather than a truck platform. This increases comfort and improves on-road handling, though it does sacrifice off-road capability.
The US market was ready for crossovers, though, even if the segment didn't have a name yet. The Subaru Forester followed closely in the RAV4's tracks, debuting in 1997 as a 1998 model year car with the slogan "SUV tough, car easy." The Honda CR-V was also introduced in 1997. The Ford Escape, which also figures as an early crossover, didn't come on the scene until 2001.

Di Indonesia sendiri RAV4 tidak pernah dijual resmi oleh Toyota Astra, hanya masuk lewat keran grey imports, jadi secara official crossover pertama di Indonesia adalah rivalnya : Honda CR-V, yang berbasis sedan juga : Honda Civic.

5 generasi Honda CR-V

( sumber )


However, CR-V generasi pertama, masuk ke Indonesia terlambat 2 tahun, sehingga baru dua tahun di Indonesia sudah diganti modelnya ke generasi kedua. CR-V menjadi kendaraan kelas menengah perkotaan yang populer saat itu. Mobil ini kompak, nyaman, dan tinggi. Tampangnya mengotak dengan ban serep model "konde" juga menjadi daya tarik karena terkesan adventurous.

Honda CR-V generasi pertama (RD1)

( sumber )


Saat itu ditawarkan dalam mesin B20B 2.000cc PGM-FI bertenaga 147 hp, dan penggerak roda depan, sehingga soal efisiensi ia jauh lebih baik daripada Escudo, Blazer, atau Terrano.


Kepopuleran CR-V disusul oleh X-Trail di 2003, yang tidak tanggung - tanggung mengeluarkan mesin 2.500cc 180hp. Saat itu CR-V generasi kedua baru dijual dalam versi 2.000cc saja, sehingga ini sedikit membuat Honda sedikit "goyang", sebelum akhirnya mengeluarkan versi facelift di 2004 dengan mesin 2.400cc K24. Belum faktor X-Trail dijual dengan harga yang lebih murah dan tampangnya lebih "boxy", lebih "macho", sehingga punya appeal tersendiri.

CR-V generasi kedua (RD4-6), awal mula CR-V dikenal sebagai mobil yang.... gedubrakan. Format mesin, sasis, dan suspensinya terus dipertahankan hingga 15 tahun kemudian.

( sumber )


Tetapi CR-V kembali menunjukkan dominasinya sejak muncul generasi ketiga (RE). Pertarungan ini mulai "dinaikkan" ketika CR-V generasi ketiga hadir dengan konsep yang lebih kontemporer dan lebih mewah. Ban serep model konde ditinggalkan, desain curvy dan membulat lebih ditonjolkan, lebih seperti mobil perkotaan daripada mobil adventure.

Honda CR-V generasi 3 (RE1-3), yang bentuknya lebih metroseksual.


Image CR-V di masyarakat menjadi mobil mewah, ya sejak muncul generasi ketiga ini. Lalu berlanjut generasi empat, dan sekarang sudah generasi kelima. Disusul dengan kehadiran dua "adik" nya : HR-V dan BR-V. Menegaskan bahwa CR-V sudah "naik kelas".

Honda HR-V, crossover yang dikembangkan dari basis yang lebih kecil (Jazz platform), menjadi pelengkap kesuksesan Honda di kelas crossover.


Dan generasi kelima ini, adalah generasi yang bisa dibilang cukup spesial.


Ia dibangun dari platform Civic generasi 10 (FC/FK), memiliki fitur - fitur unik yang serupa dari sistem steering, suspensi, bodi, dan penggerak. Yep, jadi CR-V selama ini juga memiliki permasalahan yang sama dengan Civic : aging platform. Struktur suspensi yang masih mirip dari generasi kedua, mesinnya sudah tiga generasi dan tak lagi efisien untuk modern standard.

CR-V generasi keempat (RM1-3) yang dianggap sebagai puncak kejenuhan Honda dalam mendesain mobil baru.


Untunglah, Honda menyadari hal ini dan memperkenalkan CR-V yang sama sekali berbeda. Yang lucunya, CR-V generasi kelima seperti back to the basics seperti CR-V awal diperkenalkan.


So, how is it ?


The "American" CR-V.


CR-V berkode RW ini, bentuk bodinya sangat "American" : mengotak, fender yang lebar dan punya kesan lebih muscular, walaupun ukuran panjang mobil ini sebenarnya 11-12 saja dengan generasi sebelumnya. Sangat berbeda dengan rival terdekatnya : CX-5, yang lebih terkesan simple.

Honda CR-V generasi 5 (RW1-3)


Bahkan pendekatan desain seperti ini di CR-V juga diikuti oleh RAV4 dan Rogue / X-Trail.


2018 Toyota RAV4 (XA50)

( sumber )


2021 Nissan Rogue (T33)


Wajah bagian depan mengikuti signature solid wing face Honda, dan karena bentuk lampu trapezoidal dipadu grill yang sangat besar, CR-V ini terlihat lebih "gendut" dan padat bagian depannya, dibanding generasi 4 Facelift.



Garis bahu pada CR-V memberi kesan padat hingga ke belakang, pintunya jadi terlihat gembung, dan jika dilihat dari angle yang tepat akan memberi visual mirip dengan mobil chopped top, ukuran kacanya jadi terlihat kecil. OEM menggunakan velg 18 inch pada tipe 2.0 dan 1.5 base, sedangkan 1.5 Prestige model palang lima dual-tone Modulo.


OEM 18 inch di 2.0 dan 1.5 Turbo

Exterior tipe Prestige, dengan velg 5 palang Modulo.


Detail lampu belakang juga signature Honda zaman sekarang : C-shaped LED, lampu sein LED diposisikan berdiri yang memberi kesan futuristic. Tailpipe 2 buah seperti Honda Civic.


Lazy-Safe Interior Design


Interior mobil ini secara layout, mempertahankan desain dari generasi ketiga. Agak sayang kesan kebaruan ini tidak terlalu jelas di Interior. Practically, Honda hanya memainkan detail-detail seperti panel kayu dan head unit saja pada dash serta trim pintu. Sisanya ini sama-sama saja dengan CR-V generasi ketiga.



Dashboard CR-V generasi 3 (RE)

( sumber )


Dashboard CR-V generasi 4 (RM).


Dashboard CR-V Generasi 5 (RW). See ?


Bukan interior yang buruk, malah faktanya one of the most practical dan easy to use. Hanya saja terkesan agak malas desain.


Satu-satunya yang membuat kita ingat ini adalah mobil yang baru adalah : kursinya. Kursi CR-V baru ini sangat besar, kontur side-supportnya lebih padat, lower-support juga lebih tebal. Sayangnya entah kenapa busa joknya agak kaku, kurang plushy feel nya. Bagian ini bahkan CR-V generasi 3 masih lebih baik, walau busanya agak tipis.


Seating positionnya sangat relaxed, khas sebuah CR-V dari dulu. Kaki bisa selonjor, legroom pengemudi luas, posisi kursi cukup down-low dekat lantai sehingga tidak memberi rasa aneh. Penempatan pedal-pedal pun sangat nyaman, tidak terlalu jauh, juga tidak terlalu tinggi / rendah. Posisi stir straight, armrest besar dan posisinya pas dengan siku tangan.


CR-V generasi 5 memiliki format 5-penumpang dan 7-penumpang, dengan versi Indonesia format 5 penumpang hanya ada pada tipe basic, 2.0 Liter Naturally Aspirated.


Untuk tipe Turbo, semuanya berformat 7-penumpang. Sayangnya, saya merasa format 7-seaters pada CR-V ini seperti last minute thought. CR-V seakan tidak dirancang untuk format 3 baris.


Baris kedua mobil ini hanya akan nyaman jika anda geser kursi ke posisi paling mundur. Masalahnya adalah, pada versi 5-seater tidak ada dudukan untuk kursi baris ketiga. Jadi membuat versi turbo space nya lebih terbatas daripada versi 2.0. Saya pernah duduk di kursi tengah versi 2.0 dan I can tell you, It's way better daripada versi 1.5 .


Masalah kedua jika kursi baris kedua paling mundur adalah tidak adanya legroom pada baris ketiga. Oke, anda bisa majukan baris kedua supaya kursi belakang muat orang dewasa, tapi itu membuat legroom baris kedua jadi sangat terbatas, bahkan lebih sempit dari sebuah HR-V. Belum jika anda membeli versi Prestige dengan panoramic sunroof, sudah jelas ruang kepala akan terpangkas, jika anda jangkung.


Lalu kelemahan paling fatalnya : mekanisme pelipatan baris ketiganya seperti tidak dipikirkan dengan matang. Mekanisme pelipatan baris ketiga membuat lantai bagasi pada saat kursi terlipat jadi tidak rata sampai ke belakang.


Honda mengakalinya dengan solusi yang "cerdas" : memberi sebuah sambungan partisi supaya rata. Sayangnya, ini memberi masalah baru : partisi ini lagi-lagi terkesan last minute thought. Partisi ini menimbulkan bunyi-bunyian kurang nyaman saat mobil melintasi jalan jelek.

Kondisi saat jok baris ketiga terlipat (diplastik), tidak rata, dan masih ada sisa ruang kosong yang hanya diakali partisi oleh Honda.


Dan pastikan anda tidak kena paku di jalan - karena membuka ban cadangannya sulit.


Jadi lupakan pemikiran CR-V dapat menjadi mobil 7-seaters yang baik. Pada dasarnya ia tetaplah 5-seaters.


A Basic Approach to Features


Saya jujur agak bingung jika disuruh menyebutkan fitur di mobil ini. Karena nyaris semua fiturnya tidak terlalu outstanding. Semua sudah ada dari generasai keempat.


Di zaman dimana Virtual Cockpit adalah barang wajib di mobil mewah - LCD instrument adalah hal yang dipilih Honda untuk... dikurangi. Lalu apakah saya perlu menyebutkan fitur keamanannya - yang generik dengan model Honda lain?

Panel instrumen CR-V lokal



Panel Instrumen versi luar

( sumber )


I don't even want to talk about the most-hated OEM Head Unit. Ini adalah salah satu isu yang ramai di kalangan pengguna.


Layar besar, of course it's good, sangat membantu dalam melakukan parkir. Tapi resolusinya begitu rendah, dan tampilannya seperti Head Unit layar kelas low-end yang biasa jadi bonusan dealer. Interface lambat, dan suka hang sendiri saat menyetel menggunakan USB, lalu GPS bawaan yang sulit sekali digunakan. X-Trail yang menurut saya interface nya agak payah saja masih lebih baik.

Lambat, dan sering sekali error... di video seorang pengguna di YouTube.


So just get an aftermarket replacement. The nano-e ionizer does not worth your annoyance.


Modern Approach to the Original CR-V.


Mobil ini mewarisi komponen dan fitur teknikal yang sama dengan Civic. Selama ini, CR-V juga terasa seperti Civic yang besar.


But nope, CR-V yang ini, tidak terasa Civic sama sekali. And it's a good thing. CR-V memang tidak seharusnya menjadi sebuah Civic tinggi dan besar.


Salah kaprah Honda adalah memperkenalkan CR-V yang sporti di generasi ketiga. Ini yang mendasari pemikiran sebagian fanboys bahwa CR-V harus jadi sporty crossover. Sporty driving dianggap sudah harus jadi ciri Honda dalam membuat mobil, bahkan untuk sebuah crossover keluarga.


Ekspektasi salah ini yang membuat orang salah menilai generasi lima.


Tidak banyak orang yang beruntung merasakan generasi pertama yang hanya beredar setahun di sini. The Original CR-V , sama sekali tidak terasa seperti Civic yang besar, tidak ada sporti-sportinya. Suspensinya empuk, mesinnya juga bukan yang paling powerful di jajaran lini Honda. Hanya saja, seluruh package nya sangat matang - kreatif dan rekreasional sesuai akronim CR-V : Creative Recreational Vehicle.


CR-V generasi kelima ini though, sangat terasa dikembangkan di jalanan country roads Amerika. Mobilnya terasa lebar, dan besar. Memberi rasa secure tersendiri saat perjalanan jauh.


Mesin 1.5 Liter Turbo nya memiliki tenaga 20 hp lebih besar dari Civic, tapi ini bukan sekedar beda software tuning, beberapa hardware dan design agak berbeda. Misalnya, turbo yang lebih besar, lalu yang tidak kalah penting : letak airbox dan intake hose / selang intake yang lebih tinggi.

Engine layout Honda Civic

( sumber )

Letak air box dan intake CR-V Turbo yang lebih tinggi.


Honda, punya kelemahan desain selang intake pada CR-V generasi 3 dan 4 yang terletak terlalu rendah. Letaknya di bawah lampu depan sebelah kiri, sehingga membuatnya sangat rawan dengan banjir. Artinya, wading depth CR-V tak ubahnya - sebuah Civic. Rendah. Saya pertama kali paham ini saat kejadian di CR-V generasi 3 tahun 2008 orang tua saya mogok melintasi banjir besar saat itu yang berakibat harus overhaul total.

Layout mesin CR-V generasi 3 (dan 4). Jalur selang intake berada di bawah

( sumber )


Tuning transmisi dan mesinnya berbeda juga dari Civic, lebih terkesan halus dibanding agresif seperti Civic. Spooling turbonya lambat dan jika digerakkan dari nol, ada kesan mobil sangat malas bergerak. CVTnya seakan dibuat untuk selip sampai 3.000 RPM baru lock-up. Ini berbeda dengan Civic yang lock-up nya cukup agresif.


Tuning seperti ini tidak sekedar mengejar kehalusan. Selip pada transmisi itu diperlukan untuk menghadapi medan seperti tanjakan curam. Di tanjakan curam, anda akan sulit berakselerasi penuh, lock-up transmisi yang agresif justru membuat pengendaraan tidak halus. Pada CR-V, selip ini membuat anda dapat mempertahankan momentum menanjak sehingga lebih halus. Memberi CR-V kemampuan crawling yang baik, lebih baik dari Civic yang lock-up nya lebih agresif.


Di jalan aspal lurus, powertrain CR-V ini juga terasa sangat efisien. Cruising di kecepatan 130-140 sangat effortless. Anda tidak akan sadar karena memang penyaluran tenaganya halus sekali. Karakter powerband luas nya sangat membantu saat butuh menyalip di tol, tinggal tambah gas sedikit maka mesin akan melesatkan mobil ini. 0-100 menurut beberapa pengetesan ada di angka 8.8 detik. Jelas bukan mobil yang pelan.


Honda mensyaratkan oktan 92 pada mobil ini, tapi percayalah, itu seminimal-minimalnya toleransi ECU, karena ketika anda mengisi oktan 98, semua kelebihan mesin ini langsung sangat terasa, timingnya seperti bisa maju sangat jauh, berakibat pada tenaganya yang lebih kuat.


Lalu bicara soal bodi, chassis, dan suspensi. Anda harus ingat ini platform yang sama dengan Civic Type-R, hot-hatchback terbaik saat ini, yang mampu menjadi beringas tanpa mengorbankan praktikalitas dan kenyamanan di jalan raya ;


Anda bayangkan apa yang dapat dilakukan Honda dengan sebuah crossover - yang memang dirancang untuk nyaman.


Honda - mempertahankan seluruh formula dasar dari platform ini : multi-link rear suspension dengan subframe rubber-mounted dan fluid filled bushings, steering rack yang sama, penggunaan 57% high strength steel dengan 13.8% di antaranya adalah ultra-high grade, menambah titik pengelasan, dan chassis bracing.


Fundamental pada platform ini memungkinkan Honda jadi fleksibel dalam merancang suspensinya. Hasilnya, CR-V generasi 5 menjadi mobil yang sangat balanced. Suspensinya bukan tipe long-stroke seperti Nissan, ia agak kaku sedikit, tapi yang luar biasa adalah kualitas dampernya.


Begini, saat suspensi melewati lubang, biasanya rebound pada mobil dengan sasis monokok kebanyakan itu kasar, langsung sampai ke bodi. Tapi dengan shock absorber CR-V ini yang redamannya less agressive, didukung dengan rubber mounting pada subframe suspensi tadi, membuat CR-V terasa isolated dari jalan. Jadi memberi kesan nyaman.


Hal - hal ini, tentunya mengorbankan driving dynamics. Suspensi depan karena disetel lebih empuk juga, jadi nose-dive saat pengereman jadi lebih terasa serta memberi kesan kurang sharp. Mobil ini jelas kalah tajam dan lincah dibanding generasi 3 atau 4, tapi ia menang banyak soal refinement di sisi kenyamanan, and that's what everyone wants, right ? No one cares about driving dynamics in a crossover.


Sayangnya CR-V punya satu kelemahan besar : insulasi suara rodanya tergolong buruk sekali. Mobil ini sangat berisik especially ketika berada di jalan beton seperti beberapa ruas tol Trans Jawa. Saya rasa ini ada hubungannya dengan pemilihan ban, baik tipe Prestige (Bridgestone Dueler H/L) dan tipe base (Dunlop SPSportMaxx 050) bukan tipe ban yang silent, ditambah insulasi pada bagian kolong yang sangat kurang.


Beberapa rekan melakukan upgrade dengan ban yang lebih silent dan mendapati peningkatan pada tingkat insulasinya.


Quality Issues


CR-V spek Indonesia, setidaknya sudah mengalami dua recall sejak 2017. Yang pertama adalah EPS Gearbox untuk produksi tahun 2017, dan yang kedua recall untuk tombol tuas transmisi yang patah pada produksi 2017 hingga 2018.


Dalam kampanye tersebut, Honda mengumumkan penggantian komponen tersebut terhadap 12.911 unit CR-V untuk model tahun 2017 – 2018. Ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan terhadap komponen itu. Lantaran jika itu macet, tuas transmisi tidak bisa berpindah dari posisi P ke posisi lainnya.

Beberapa panelnya juga agak fragile, terutama pada bagian konsol tengah dan armrest yang juga pemasangannya kurang presisi. Goyangan kap mesin juga agak berlebih pada kecepatan tinggi. Oh tentu saja termasuk isu kualitas pada head unit, dan tentu saja partisi bunyi-bunyi yang sudah saya sebutkan di atas.


Beberapa isu lain yang dialami pengguna disebabkan oleh assembling process seperti kaliper rem depan yang kurang kencang, menyebabkan bunyi-bunyian pada bagian depan mobil.


Still... the Best Overall Package


Mobil ini secara fitur memang basic, dan itu sedikit mengecewakan. Quality issuesnya tergolong banyak untuk mobil yang berumur sangat muda, seven seaternya seperti last minute decision yang kurang matang dipikirkan.


Tapi di sisi teknikal, mobil ini brilian. Sebuah long-range tourer yang sempurna dan capable. Ditambah fakta bahwa varian AWDnya jauh lebih kapabel dibanding generasi 3 dan 4, meski tidak dipasarkan di Indonesia, sadly.




And it's a Honda, reliability nya tidak diragukan lagi.


Sepertinya CR-V akan mendapatkan minor updates di 2021, ada bisik-bisik yang mengatakan Honda Sensing akan menjadi fitur andalannya, seperti pada Accord. Kita tunggu saja.


Maintenance and Tuning

Sama seperti Civic, unit mesin L15 di CR-V juga menyimpan potensi tuning yang besar. Beberapa user melaporkan kenaikan tenaga sekitar 230-240 hp dari stock 190 hp. Kenaikan ini juga berdampak pada powerband sangat luas, yang pastinya membantu performa putaran bawah dan efisiensi pada perjalanan luar kota.

Tuning CR-V dengan Hondata FlashPro. Disclaimer : angka - angka di atas adalah on-wheel hp, jadi lebih kecil daripada spek brosur.

( sumber )


Maintenance mobil ini tak ubahnya dengan Civic, juga dilengkapi fitur maintenance minder yang sama. Interval penggantian oli disarankan per 6 bulan atau mengikuti maintenance minder.








122 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page