SUV, Diesel, dan Isuzu.
Tiga keywords yang akan menjamin mobil anda dapat bertahan hingga post-apocalyptic world.
SUV - mobil dengan rancang bangun sangat sederhana, mudah diperbaiki, dan mampu menaklukkan segala medan. SUV di Indonesia sangat identik dengan mesin diesel. Dua SUV paling terkenal adalah bermesin diesel, dan mesin diesel terkenal andal sebagai mesin pekerja.
Lalu Isuzu...
Pabrikan dengan tagline kelewat percaya diri "Rajanya Diesel". Tetapi hal ini sangat beralasan. It lives up to its name. Brand ini memang "raja" nya mesin diesel.
Saya tidak perlu terlalu banyak bercerita bahwa mesin 4J di Isuzu Panther masih hidup hingga sekarang. Orang tua anda mungkin masih menyimpan sebuah Panther di garasinya yang sudah dipakai dari 30 tahun yang lalu dan mesinnya masih menyala tanpa gangguan hingga sekarang. Bahkan sampai pada extent dimana anda harus berhati - hati membeli Isuzu Panther bekas karena bisa jadi odometernya bukan dimundurkan - tetapi kembali ke angka nol karena sudah lewat satu juta kilometer.
Nilai jual sebuah produk Isuzu adalah ketahanannya. Sayangnya, ketahanan adalah sesuatu yang baru ketahuan saat dipakai, dan hal ini jadi bumerang sendiri.
Isuzu memiliki sebuah SUV bernama MU-X. Bagi sebagian dari anda yang masih baru di dunia permobilan, MU-X adalah SUV dari platform modular Isuzu D-Max, sama ceritanya dengan Toyota Hilux-Fortuner, Mitsubishi Triton-Pajero, Ford Ranger-Everest.
Isuzu MU-X, pertama diperkenalkan di 2014.
( sumber )
Kalau judul berita cringe : Fortuner Killer, yang artinya justru sebaliknya.
MU-X dan D-Max adalah major player di negara tetangga seperti Thailand yang membeli SUV dan digunakan sebagai utility car - tetapi di Indonesia, ceritanya berbeda.
After losing the leadership title in 2018, the traditional market leader in 2019 – the Toyota Hilux – was back on top, fully recovering from the previous year’s decline. Indeed, the Hilux led the market with 16.2% of market share.
The former leader, the Isuzu D-Max, ended in second position holding 15.2%, with 143.355 units sold, down 10.5% from the previous year. The D-Max, produced in Thailand, is a master of all trades and the perfect blend of rugged capability whether off-road or load-lugging; paired with performance and comfort.
SUV menjadi simbol status dan banyak dipakai nongkrong, menggunakan MU-X seperti seseorang yang baru saja pulang dari proyek dan belum sempat mandi. Karena tampilan mobil ini memang sangat basic, walaupun harus diakui memang sangat kuat. MU-X secara estetik sangatlah jauh dari kedua kompetitornya.
Isuzu MU-X lama adalah proyek kembaran dengan Chevrolet Trailblazer. However keduanya tidak share apapun selain body shell. Mesin, transmisi, interior semuanya berbeda. Trailblazer lebih modern sementara MU-X lebih konvensional...
( sumber )
Apalagi sejak 2016-2017 penjualannya, meminjam istilah dari pabrikan sepeda motor : semakin jauh ketinggalan dari Fortuner dan Pajero yang lebih terlihat seperti orang yang kekar karena ngegym, bukan karena pekerjaannya yang adalah kuli panggul.
Well, tetapi di 2021 sepertinya MU-X mulai bergabung ngegym. Karena Isuzu telah merilis versi produksi dari MU-X.
New Isuzu MU-X. Tidak lagi keliatan 10 tahun di belakang New Fortuner dan New Pajero Sport.
( sumber )
Mobil ini diperkenalkan pertama di Thailand, tentu saja, ini pasar terbesarnya. Dan tampilannya jauh dari kesan utilitarian. Grill nya mengikuti D-Max dengan signature grill terbaru yang seperti gigi taring ditumpuk dua. Lampunya mengecil dan wheel arch mengotak besar seperti yang lama mulai ditinggalkan, kini mobil ini lebih terlihat seperti wagon dengan ban besar daripada SUV.
Bagian belakangnya agak terlalu simple. Tidak terlalu banyak permainan desain seperti Fortuner atau Pajero Sport.
( sumber )
Tetapi secara keseluruhan, gaya desainnya lebih simplistik, dan being simple is always good. Anda tidak perlu terlihat heboh untuk menunjukkan bahwa mobil anda dapat menjangkau segala medan dan mesin anda dapat membawa anda keliling galaksi ratusan kali.
Lalu untuk anda yang kesal dengan dasbor Isuzu MU-X lama yang "tidak seperti mobil lima ratus juta" - jangan kuatir karena kini gaya desainnya lebih modern. Sama seperti kembarannya, D-Max. Oh, tidak ada layar nongol which is a good thing, walaupun layar di tengah itu cukup besar juga sih.
Interior MU-X (dan D-Max) yang sekarang jauh dari kesan utilitarian.
( sumber )
Interior MU-X lama yang cenderung utilitarian. Bahkan pada unit ini saya menemukan laci sebelah kiri yang tidak simetris / agak renggang pemasangannya.
Tidak sekedar tampilan, sekarang menjadi juga high-tech adalah sebuah demand tersendiri di pasar SUV dan truck. Termasuk dilengkapi dengan fitur - fitur keamanan masa kini. Jadi untuk para pemuja fitur dan tim mending-mending, mobil dengan adaptive cruise control itu sudah tidak spesial lagi, kawan. Isuzu menamainya "Isuzu Matrix Safety Intelligence" dengan 3D Imaging Stereo Camera.
Ribet ? Sederhananya, kalau anda pehobi audio pasti pernah mendengar istilah "staging" dan satu lagi : "imaging". Imaging - pembentukan citra / gambar dibentuk dari bagaimana suara dari speaker masuk ke kuping anda. Dari suara itu kita bisa memproyeksikan seakan-akan anda sedang nonton konser dangdut koplo dan Via Vallen sedang nyanyi di depan anda persis.
Artinya sebelum anda nabrak pengendara motor sport 250cc nanggung yang ugal ugalan motong jalur anda, mobil anda sudah memproyeksikan melalui berisiknya suara knalpot skenario terburuk yang terjadi dan ia akan melakukan antisipasi. Sejauh ini, lebih canggih dibanding radar konvensional di mobil - mobil yang sudah ada.
Lalu ke bagian paling pamungkas dari sebuah Isuzu... dan akan agak terasa sedikit seperti kuliah karena mesin barunya ini menarik sekali. Mindblowing.
MU-X yang kita kenal di Indonesia masih diberi mesin yang sama sejak 2014 : 4JK1-TC bertenaga 134 hp / 320 Nm. Tetapi sejak 3 tahun yang lalu, tepatnya saat MU-X facelift, mobil ini sudah lama meninggalkan 4JK dan beralih ke RZ4E "BluePower" - sebuah unit mesin Diesel terbaru Isuzu yang juga sempat dipajang di GIIAS 2017.
Mesin BluePower 1.9L RZ4E yang dipajang di GIIAS 3 tahun lalu.
Uniknya, RZ4E memiliki displacement 601 cc lebih rendah daripada 4JK1-TC. Mesin ini hanya berkapasitas 1.9 Liter dengan output 150 hp / 350 Nm, 16 hp lebih besar. Less is More. Tetapi mesin ini menarik, bahkan oleh autoindustriya.com , disebut sebagai salah satu mesin diesel terbaik dan paling revolusioner.
Alasan Isuzu menurunkan displacement pertama adalah bobot. Dengan menurunkan jadi 1.9 Liter, Isuzu berhasil memangkas 62 kilogram. Tidak banyak jika kita melihat bobot mobil yang nyaris 2 ton, tetapi jika kita melihat perspektif bobot mesinnya saja, 62 kg is a huge number. Anak laki-laki anda yang remaja saja belum tentu seberat itu.
Let's put that in perspective. You know those 5-gallon jugs of water we commonly have at home? If you've lifted one, you'll know that each one is heavy: about 20 kilograms. So, Isuzu was able to reduce the weight equivalent of three 5-gallon jugs full of water. We don't even have to look further than the weight of the average Filipino male: which is just at 61.3 kilograms according to the National Nutrition Survey.
Dan jika ada stigma bahwa mesin modern, low displacement, selalu diragukan keawetannya karena mitos "mesin kecil modern di-push untuk menghasilkan horsepower tinggi" which is absurd, salah satu poin Isuzu merancang RZ4E adalah justru durability. Seluruh komponen dan manufakturnya dirancang dengan durability in mind. Pistonnya graphite coated untuk mengurangi wear saat cold start, pin piston menggunakan DLC (Diamond Like Carbon), bahan anti gesekan yang efektif pada tekanan tinggi.
The RZ4E engines have “graphite coated” pistons, which dramatically reduce piston wear during cold engine starting. The piston pins (gudgeon pins) are coated with Diamond Like Carbon (DLC), which is a man-made anti-friction material, designed to be effective under high temperatures and high pressure.
Connecting rodnya dimanufaktur dengan "Fracture Split". Singkatnya, jika selama ini connecting rod dan "cap" penguncinya dimanufaktur secara terpisah untuk kepresisian, Isuzu justru melakukan the unthinkable : connecting rod nya dimanufaktur utuh lalu dipotong.
Jika anda seorang lulusan teknik anda pasti berpikir, "what the hell are they thinking?", tetapi hal ini intentional, karena dengan begini ujung bawah connecting rod justru lebih presisi, lebih kuat, dan meminimalisir power loss.
Sudahlah, para bapak-bapak enjinir di Isuzu ini sudah terkenal bikin Panther yang tidak rusak-rusak mesinnya itu, sudah jaminan mutu. Nggak usah bingung.
The components are made stronger -therefore more durable- than before. Conventional connecting rods and their adjoining end caps are separately forged and machined. The RZ4E however has Fracture-Split connecting rods and are manufactured quite differently. The connecting rod is forged as a single piece of metal. Next, using specialized equipment, the cap is then literally “snapped” from the rod. This process results in an uneven fracture surface on the rod and cap parts. This uneven surface allows for a more precise, durable cap-to-rod fit versus the conventionally manufactured connecting rods. The Fracture Split method improves engine reliability and decreases power loss because the accuracy of the inside diameter of the big end is improved due to the improvement in the positioning accuracy between the cap and the rod.
Menggunakan turbocharger berjenis VGS - Variable Geometry System dengan bahan yang high-temperature resistant dan yang menarik : bagian tengah turbocharger mendapat pendingin cairan / water cooled.
Variable Geometry Turbocharged System (VGS) works to precisely and efficiently control the turbocharger system, based upon intake air volume. The VGS overcomes the lack of turbocharger performance associated with low engine rpm, when there is very little exhaust flow from the engine. The turbocharger’s turbine is made from a high temperature resistant material for longer life. The turbocharger’s central body is water cooled for reliability, longer component life, and low cost of ownership
Mesin ini juga diklaim lebih senyap dan minim getaran. Camshaft cover menggunakan bahan resin dan blok silinder yang ditingkatkan kekakuannya untuk dapat meredam getaran lebih. Istilahnya "structural damping" - peredaman struktural.
A resin cylinder head camshaft cover and high-stiffness cast iron cylinder block results in reduced noise, vibration, and improvements in structural damping of the cylinder block. The RZ4E cylinder block is manufactured from cast iron and utilizes the “Long Skirt” design. These two features result in a light, rigid and stiffer cylinder block. The customer benefit is reduced noise, vibration, and harshness. A lighter cylinder block means an increase in payload and an increase in performance.
Suara khas diesel Isuzu... only smoother.
Jadi, mesin ini meskipun downsizing, tetaplah didesain dengan durabilitas khas Isuzu. Bahkan juga lebih efficient : lebih bertenaga, tetapi lebih hemat, dari unit yang jauh lebih kecil, berdasarkan pengujian Isuzu Phillipines.
During a fuel economy test conducted by Isuzu Philippines Corporation to conform to Department of Energy (DOE) standards and verified by the Automobile Association Philippines (AAP), the new RZ4E-equipped mu-X models proved to be a force for fuel economy runs. The Isuzu mu-X RZ4E 6-speed manual did much better, able to achieve 37.27 kilometers to a liter, a 14.3% improvement over the manual gearbox variant of the 2.5L 4JK1 model. The Isuzu mu-X RZ4E LS-A 6-speed automatic variant was able to deliver even better fuel economy of 35.8 kilometers per liter, a 48% improvement over the previous 2.5-liter 4JK1 5-speed automatic variant.
Tipe mesin lain yang ditawarkan adalah 3.0 Liter Diesel 4JJ3-TCX dengan 190 PS / 450 Nm. Mesin yang masih pengembangan dari 4J-series dari D-Max lama dengan pilihan transmisi 6-speed Automatic.
Yang jelas mengingat major player seperti Fortuner dan Pajero Sport hanya memiliki satu varian - besar kemungkinan versi 1.9 Liter yang akan masuk ke Indonesia. Tetapi bisa jadi juga atas pertimbangan lain Astra Isuzu tetap mempertahankan unit 4JK1-TC. Biasanya klasik : kualitas BBM.
Saya tidak berharap muluk - muluk Isuzu akan menjadi major player di pasar SUV, karena dua nama lainnya sudah lebih tersohor dan nyaris tidak mungkin tumbang hanya dengan satu generasi MU-X. Saya sendiri juga tidak terlalu selera dengan SUV dan tidak ingin mengulang-ulang kalimat bullsh*t "memberi konsumen lebih banyak pilihan", karena pada praktiknya yang laku ya tetap itu-itu.
Tetapi MU-X dengan price positioning dan penyunatan fitur yang tepat berpotensi menjadi salah satu pemain kuat.
Biarpun sepertinya dengan semakin banyaknya Traga, ELF, dan Giga, Astra Isuzu rasanya tidak terlalu pusing urusan passenger car...
Comentarios