Tidak ada batasan makna dalam kata "kecil". Besar-kecil adalah sebuah kata yang relatif. Di dunia mobil, besar-kecil sudah tidak ada batasannya lagi. Anda dapat membuat sebuah mobil yang hanya 20 cm lebih pendek dan mengatakan itu "lebih kecil".
Well, that's exactly what happened with KIA Sonet. Sonet adalah bagaimana ketika pabrikan mendefinisikan ukuran secara berbeda.
Pertama kali saya mendengar KIA akan mengeluarkan mobil yang lebih kecil dari Seltos, bayangan saya ini adalah sebuah mobil A-segment yang akan bersaing dengan Ignis dan Brio. Lagipula basis perakitannya di India, sudah biasa dengan mobil - mobil kecil seperti ini.
Tetapi beberapa hari lalu ketika Sonet muncul di Indonesia... H+1 peluncuran, saya memergoki unit test dan unit displaynya di jalan raya, saya agak curiga dengan ukurannya.
Mobil ini sama sekali tidak kecil. Not even the same size with my mom's Suzuki Splash.
Rasa penasaran membawa saya ke showroom KIA 3 hari kemudian. Benar, unit display warna putih dan unit test warna merah yang saya pergoki 3 hari lalu. Di showroom, mobil ini dipajang bersebelahan dengan Seltos, dan kecurigaan saya benar.
Sonet bahkan tidak terlihat kecil dibandingkan dengan Seltos. At least jika kita belum melihat dari sisi samping-belakang. Setelah memeriksa dimensi aktualnya, Seltos hanya 1 sentimeter lebih lebar. Gap yang tidak lebih besar dari ukuran tutup botol.
Lebih mencengangkan lagi ketika mengetahui keduanya built on the same KIA K2 Platform, yaitu platform Hyundai-KIA untuk B-segment cars.
Artinya, Sonet dan Seltos memiliki kembaran bermerek Hyundai : Venue dan Creta, dan hubungan rumit seperti Mitsubishi Outlander Sport dan Eclipse Cross, atau Toyota C-HR dan Corolla Cross. Platform sama hanya beda dimensi panjang saja. Penerapan modular platform hari ini sudah semakin liar saja.
Jadi... Seperti apa mobil yang "smaller than Seltos" tetapi tidak kecil-kecil amat ini ?
Indian - French Influence
Seltos - meski memiliki dua versi : global market dan poverty pack, dengan Indonesia obviously mendapat Seltos poverty pack yang dirakit di India dan memiliki kualitas yang... begitulah. Tetapi secara looks, Seltos dirancang untuk dapat diterima di masyarakat negara maju sekalipun sehingga designnya cenderung lebih bold dan tough.
Berbeda dengan Sonet yang hanya dipasarkan di negara - negara tertentu saja dengan pasar terbesar di India. Karena Hyundai-KIA senang meniru Eropa urusan design - untuk hal ini pun mereka menggunakan pendekatan Eropa... dengan kearifan lokal India.
Coba saja lihat gaya design Renault Kwid / Triber / Duster dengan Sonet. Ketiganya sangat mirip. Bahkan proporsi size nya pun mirip dengan bodi yang agak lebar tetapi tidak terlalu panjang ke belakang.
Ini tidak membuatnya jelek, though.
Menggunakan signature tiger nose grill, walaupun mungkin ini adalah indian tiger cub's nose karena ukurannya kecil dan less intimidating dibanding Seltos dan.... lebih India. Anak macan ini juga tidak lupa untuk leg day karena otot fendernya sangat besar.
Sangat berotot, di satu sisi juga sangat imut. Mobil ini tentu saja sangat memikat bagi para wanita dan anak kuliahan yang baru akan membeli mobil, tetapi tidak ingin Honda HR-V karena terlalu banyak temannya yang pakai.
Satu-satunya gangguan visual hanyalah ukuran velg dan ban nya. Ban merk India berukuran 215/60/16 dengan velg 16 inch nya terlihat terlalu kecil dan kurang sesuai dengan proporsi badan mobil yang gendut-gendut gemas.
Contemporary Approach
Sonet banyak memiliki kemiripan desain dengan Seltos pada interior. Handle pintu, shift knob, frame head unit dan cluster, setir, nampaknya adalah common part.
Sayangnya, desain cluster meternya juga mirip dengan mobil Prancis blasteran India - walau di Sonet masih lebih baik dengan MID interaktif full layar.
Tetapi bagian paling uniknya adalah di AC yang terletak di bawah head unit, dan bentuk AC vertikal besar ini jelas contoh gaya desain yang unik tetapi fungsional - tidak seperti HRV dengan AC di penumpang depan semua.
Dan mobil ini memiliki buanyak sekali fitur...
Di bawahnya ada tombol drive mode seperti Seltos dengan mode aspal dan off-road wannabe, dan sebuah fitur yang sangat - sangat berguna di Indonesia : ventilated seat, instead of heated seats. Sayangnya, ini hanya ada di tipe termahal.
Sisanya ada wireless charging, BOSE speakers, sunroof, mood lights, remote engine start... Untuk keamanan tipe tertinggi saja yang dilengkapi dengan 6 airbags. Sisanya hill assist, stability control, brake assist system sudah jadi standar.
Fitur sudah sering dibahas - tetapi ergonomi kabin? Surprisingly, karena mobil ini tidak kecil-kecil amat, ergonomi kabinnya terhitung sangat baik. Cukup untuk grocery shopping dan membawa perlengkapan perang mahasiswa/i.
A Surprisingly, Fun to Drive Eco-car.
Saya bukan orang yang suka mengumbar kata fun to drive, tetapi mobil ini fun to drive, meski transmisinya CVT. Seriously, I'm not joking, dan ini juga bukan sarkas.
Pertama dari driving positionnya. Yes tidak sporti, cenderung ke agak tinggi. Tetapi view ke depannya sangat baik karena dash nya pendek. Grip setirnya juga sangat sporti.
Lalu mesinnya... 1.5 Liter "Smartstream" DVVT bertenaga 115 ps / 144 Nm dan mesin ini secara spek sangat peaky. Puncak tenaga didapat di 6.300 RPM dan puncak torsi di 4.400 RPM. Mirip dengan karakter mesin - mesin Honda dan ini bukan pertama kali KIA-Hyundai membuat mesin yang berkarakter peaky. Dipasangkan dengan gearbox CVT dengan simulated ratio 8-percepatan.
Steeringnya memiliki bobot yang pas dan feedback yang baik untuk ukuran electronic. Padat berisi. Dikombinasikan dengan bodi yang kecil dan visibilitas yang baik, mobil ini sangat zippy di perkotaan. Ada celah sedikit dengan mudah masuk. Mesinnya walau tidak terlalu rich soal low end torque, tetapi memiliki punch yang cukup di putaran menengah dan CVTnya tidak terlalu lama lock-up untuk meraih kecepatan.
Lalu di jalan kosong.... Karakter mesinnya yang peaky mulai menunjukkan warna sebenarnya. Kickdown, CVT lock-up, dan mobil ini melesat sangat kencang. Literally. G-Force nya sangat kuat, tachometer dan speedometer naik beriringan dan KIA mengatur supaya transmisi melakukan simulated shift seperti kebanyakan CVT modern. Ada sedikit sensasi "quickshift" pada transmisinya dan karena ini CVT, powernya terus-terusan mengisi dan akselerasinya sampai 100 tidak membutuhkan waktu lama.
Soal body composure juga baik berkat set suspensinya yang agak firm. Ini adalah mobil crossover, after all. Kerasnya ini juga tidak sampai gedubrakan, melewati rel kereta api dan polisi tidur diredam dengan baik. Tidak ada feel keras "nanggung" seperti Honda HR-V.
Sejauh ini adalah mobil yang sangat refined untuk harganya... However ada sedikit kekurangan di sektor pengendaraan. Yaitu : ban.
Mobil yang dibuat di India, dan menggunakan ban buatan India : Apollo Alnac 4G. I have nothing against the brand... Tetapi apa yang anda harapkan dari budget tyres ? Stability Control mobil ini bahkan masih berdecit dibawa menikung kencang. Bukan sesuatu yang biasa terjadi di mobil 1.500cc ekonomis.
Well, tidak penting juga karena mayoritas usernya tidak akan menggunakan mobil ini untuk high-speed driving, though...
All About Making a Good Deal
KIA Sonet dijual mulai dari 193 juta... However...
Jika anda menginginkan tipe bertransmisi otomatis, paling murah anda harus menambah sekitar 50 juta. Saya tidak mengerti mengapa set harga mobil ini begitu lucu. Sedangkan unit yang saya tes ini adalah grade tertinggi : Premiere.
Sialnya kalau anda ingin ventilated seats dan BOSE Speakers, hanya ada di grade tertinggi ini. Oh ya, saya menyukai ventilated seatsnya, tetapi dengan 100 juta lebih tinggi dari grade terendah dan another 40 juta dari tipe automatic termurah, I don't think it's worth it.
Jangan lupa bahwa mobil ini memiliki garansi tujuh tahun / dua ratus ribu kilometer. Itu untuk powertrain dan electrical, sisanya yang saya ingat sound system 3 tahun dan battery 1 tahun. Rinciannya bisa ditanyakan ke salesperson.
It's a good deal, really. Unless anda suka modifikasi mesin. Ya walaupun saya yakin mayoritas orang yang akan membeli Sonet tidak akan memodifikasi mesinnya.
Comments