Apa saja yang bisa terjadi selama setengah tahun ?
Mungkin anak pertama anda baru lahir.
Mungkin anda mendapat promosi di pekerjaan.
Mungkin anda sudah menjalankan usaha baru.
Mungkin anda sedang merencanakan liburan dan menabung sedikit-sedikit dari gaji anda.
Banyak kemungkinan yang penuh harapan, dan dari segala kemungkinan yang banyak itu, kita mendapatkan "jackpot" yang seakan meruntuhkan semua impian dan rencana seketika : sebuah wabah virus berbahaya, yang membuat kegiatan umat manusia harus melambat sejenak.
Ambyarlah semua harapan.
Mungkin itu yang juga dirasakan oleh para eksekutif Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance. Terkhususnya Renault. Aliansi baru saja melakukan restrukturisasi setelah rugi besar pada tahun 2018, dilanjut skandal yang menyangkut nama Carlos Ghosn, ex-CEO nya, dan disusul skandal kedua oleh CEO Nissan, tak menyangka bahwa di saat mereka baru mencoba bangkit kembali, terjadi serangan wabah virus dahsyat.
Carlos Ghosn dituduh menyalahgunakan uang perusahaan dan memanipulasi laporan keuangan pribadi. Ghosn ditangkap di Tokyo oleh pihak kepolisian Jepang. Terakhir ia kabur karena merasa pihak Jepang melakukan persekusi dan upaya kriminalisasi.
Hiroto Saikawa, CEO Nissan, mengundurkan diri setelah terkena skandal laporan keuangan dan mengakui menerima kompensasi tidak wajar dari perusahaan.
2019, kepemilikan Renault resmi berpindah dari Indomobil Group yang kurang berhasil membesarkan namanya, ke MAXINDO. Sebuah awal yang segar. Restrukturisasi dan perubahan strategi jualan supaya merek Perancis ini makin dikenal.
Peresmian awal Maxindo Renault Indonesia (MRI) sebagai ATPM baru pemegang merek Renault.
Dimulai dari meluncurkan sebuah spesies mobil yang diprediksi akan membawa angin segar dan mendulang pasar yang besar, sebuah MPV murah-meriah bernama Renault Triber. Mobil 7-penumpang dengan harga di bawah 200 juta.
Renault Triber di gelaran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2019
Mobil ini diperkenalkan ke Indonesia dan mulai membuka pesanan (indent) dari bulan Juli 2019, Rilis harga resmi pada bulan November 2019, dan direncanakan untuk dikirim bulan Desember 2019.
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK AREN - COO PT Maxindo Renault Indonesia, Davy J Tuilan, mengatakan mobil Renault Triber sudah bisa inden hari ini, Jumat (12/7/2019).
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Mulai Buka Inden, Ini Spesifikasi hingga Fitur Mobil Renault Triber, https://jakarta.tribunnews.com/2019/07/13/mulai-buka-inden-ini-spesifikasi-hingga-fitur-mobil-renault-triber. Penulis: Muhammad Rizki Hidayat Editor: Wahyu Aji
JAKARTA, KOMPAS.com - Harga resmi Renault Triber direncanakan bakal rilis pada November 2019. Sementara pengirimannya akan dilaksanakan di akhir tahun 2019. Chief Operating Officer (COO) PT Maxindo Renault Indonesia (MRI), Davy J Tuilan mengatakan, harga jual calon mobil murah tujuh penumpangnya tersebut sudah mulai menemui titik terang. Jika negosiasi dengan prinsipal lancar, segalanya selesai di November 2019. "Sedangkan pengiriman akan dilakukan pada Desember 2019, dimulai dari transmisi manual lebih dahulu," katanya saat dihubungi Kompas.com, di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Simak Jadwal Pengiriman MPV Murah Renault Triber di Indonesia",https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/22/160513215/simak-jadwal-pengiriman-mpv-murah-renault-triber-di-indonesia.
Penulis : Ruly Kurniawan
Editor : Aditya Maulana
Karena satu dan lain hal, rencana itu mundur hampir setengah tahun. Kenyataannya jagoan baru Renault didistribusikan ke konsumen pada bulan Mei 2020 ini. Itupun baru versi Manual, versi AMT masih harus menunggu 2-3 bulan lagi.
Awalnya, kata Davy, Triber AMT diagendakan tiba di Indonesia pada Juni mendatang. Sayangnya, dengan adanya kondisi tersebut mau tidak mau membuat pengiriman Renault Triber AMT diperkirakan mundur 2 hingga 3 bulan.
Triber dirakit di India, dan penutupan pabrik di India baru masif dilakukan pada bulan Maret. Saya tidak tahu apa yang terjadi dua bulan sebelumnya. Teknis, mungkin ?
Renault Nissan India Plant di Chennai, India.
Mengantri mobil hingga berbulan - bulan sebenarnya sudah sangat umum di Indonesia. Tak jauh dari 2019, flashback ke 2017 juga ada sebuah mobil yang antriannya sampai mengular berbulan - bulan sampai hampir setahun : Mitsubishi Xpander. Flashback ke 2003, Toyota Avanza juga membuat masyarakat menanti berbulan - bulan.
Perbedaan yang jelas - Xpander dan Avanza jelas akibat antrian yang mengular dan terus - menerus bertambah, pengirimannya pun berkala sesuai kapasitas produksi pabrik.
Sedangkan Renault akibat "kena sial" kondisi global. Molor dalam pengiriman mobil baru itu hal yang biasa sesungguhnya, apalagi jika mobil berstatus impor.
Renault Triber di Maxindo Renault Pluit
Tetapi setengah tahun lebih.
Saya tidak membayangkan bagaimana jika ada satu orang pertama yang indent Triber dari bulan Juli sejak awal pemesanan dibuka. Artinya, sudah hampir setahun menunggu! Tak terbayang juga berapa banyak SPK ter-cancel, entah karena beralih ke merek lain, entah tidak jadi beli karena keuangan memburuk akibat pandemi, atau sudah ada duit untuk beli mobil kelas atasnya.
I mean, setengah tahun lebih! apa saja bisa terjadi.
Tetapi bagi sebagian pembeli (yang bertahan) sampai hari pengiriman, ini adalah penantian yang worth it.
Mereka yang sangat berminat dengan Triber adalah orang - orang yang berbeda. Orang - orang ini punya keinginan tampil beda, bukan sekedar orang yang mencari fungsi, tapi mereka punya kebutuhan lain untuk selalu tampil stylish dan unik. Triber memenuhi keinginan itu. Dengan harga terjangkau bagi konsumennya - yang saya prediksi banyak milenial kota kelas menengah.
Peluncuran Renault Triber di India, seakan menunjukkan bahwa Renault Triber memang dirancang untuk active lifestyle kaum milenial urban perkotaan.
Triber secara teknis tidak terlalu menarik. Mesinnya 1.000 cc dengan tenaga 70-an hp dan torsi 90-an Nm, yang jelas jauh inferior dibanding kompetitor dari Asia nya. Mesinnya biasa, suspensinya biasa, bahkan tidak terlalu ditonjolkan di marketing campaign.
Mesin 1.000cc (999cc) 3-silinder Renault Triber.
Karena itu, fair kita bilang jika orang yang beli Triber sebenarnya lebih ke lifestyle ketimbang fungsi. Anak milenial kota butuh itu, bagian dari pembuktian diri dan pemuasan ego. Teknis tidak terlalu penting.
Apalagi mobil ini punya logo Eropa - merek Prancis. Di Indonesia, mobil Eropa tidak pernah salah, image nya lebih tinggi satu tingkat ketimbang merek Jepang. Tenaga penjual dan pembelinya tak terlalu peduli bahwa ini mobil yang dirakit di India untuk market di negara - negara tertentu. Pokok logonya Eropa. Titik.
Renault Koleos, "kembaran" Nissan X-Trail dari Perancis, yang secara harga dan kelas sebenarnya bersaing dengan Honda CR-V dan kawan-kawan. Tetapi logo Perancis dan desainnya memberi kesan bahwa ia lebih "mewah"
Buat saya sebenarnya tidak logis menanti sebuah mobil lebih dari tiga bulan - lebih baik saya menunggu beberapa bulan atau tahun setelahnya yang mana mobil sudah pasti ready stock. Lagian bukan sebuah mobil yang spesial, hanya sebuah MPV kota kecil yang funky, production line pasti sudah dipersiapkan untuk jangka panjang.
Beda ketika harus menunggu satu dua tahun untuk sebuah mobil yang spesial, misalnya Rolls-Royce atau Lamborghini, yang memang tailor-made dan membutuhkan waktu lama.
Tapi hey, membeli mobil memang memang tidak murni pakai logika, bukan ?
Comments