Untuk menjadi sukses anda tidak hanya butuh usaha keras - tapi juga butuh keberuntungan dan waktu yang tepat.
Setidaknya, inilah yang sudah terjadi di dunia otomotif.
Di negara Amerika Serikat, krisis minyak membuka pintu bagi kesuksesan pabrikan seperti Honda dan Toyota yang menjual produk - produk yang praktis dan hemat bahan bakar. Honda Civic saat itu menjadi salah satu model tersukses - hingga sekarang.
Tetapi Honda Civic tidak sendiri. Civic mempunyai saudara kandung yang kurang lebih sama tuanya : Honda Accord.
Honda Accord generasi pertama.
( sumber )
Accord dan Civic adalah dynamic duo. Paling tidak jika anda adalah keluarga OKL (Orang Kaya Lama), hampir pasti pernah merasakan sebuah Honda Accord sebagai mobil sehari - hari. Sedan besar buatan Jepang yang nyaman, bertenaga, dan tahan banting.
Sedangkan untuk hemat bahan bakar - hanya bagi orang Amerika saja. Karena di Indonesia, sebuah Honda Accord tidak terkenal akan kehematan.
Lalu kini sudah 40 tahun lebih Honda memasarkan Accord di Indonesia, sepuluh generasi sudah kita melihat sedan ini menjadi salah satu pilihan mainstream orang kaya.
Sayangnya, ini menjadi masalah sendiri.
Dua generasi terakhir Accord menjadi sedikit membosankan karena ingin bersaing dengan Toyota Camry. Ukurannya semakin gemuk, kenaikan ukuran Accord dari generasi 7 (CM) ke generasi 8 (CP) adalah 150 mm. Lima belas sentimeter. EPA sampai memasukkan Accord ini ke golongan full sized car karena pertambahan ukuran yang masif.
Accord generasi 8 berkode CP. Accord terbesar sepanjang sejarah.
( sumber )
Larger than the previous model, the sedan was classified as a full-size car by EPA standards, though American Honda executive vice president John Mendel said in 2011 that Honda did not intend to build a full-size car since the trend was for smaller cars getting better gas mileage.
Honda mendapat divine revelations di generasi berikutnya. Dimensi Accord diperkecil sembilan sentimeter lagi. Tetapi desainnya tetap - terlihat sekali kiblatnya ke arah Camry.
Accord generasi sembilan (CR), panjang mengecil tetapi kabin justru lebih lapang.
( sumber )
Lalu di generasi terbaru ini - Accord generasi sepuluh dan Camry yang entah generasi ke sekian sekian - karena silsilah Camry sangat rumit, mereka seperti memecat chief designer lama masing - masing perusahaan dan menggantinya dengan orang baru.
Keduanya malah berusaha terlihat modern - dengan cara masing - masing. Tentu saja kita sudah melihat Toyota Camry yang membuat generasi sebelumnya seperti ketinggalan 3 generasi.
Toyota Camry (XV70)
( sumber )
Sedangkan Honda, karena julukan BMW of the East sekarang sudah resmi menjadi milik Mazda, mereka justru seperti menegaskan identitas baru :
"Audi of the East".
Saya tidak mengerti apakah hanya saya yang melihat Accord terbaru ini memiliki banyak sekali pengaruh desain Audi.
Pilar jendela dengan kaca sampai ke pilar D. Bodi kotak dan clean lines, tidak terkesan sibuk seperti Civic. Hanya, bagian belakangnya agak terkesan "memaksakan" C-Shaped taillights yang merupakan signature Honda masa kini. Sedikit tidak sinkron dengan garis bodinya.
Bagian belakang
( sumber )
Dengan gaya desain seperti ini, Honda seperti mengingatkan anda bahwa mobil ini mempunyai fitur radar canggih, untuk anda yang menyukai teknologi masa depan. Accord kini tidak lagi terlihat seperti sedan untuk bapak bapak kantoran yang disupirin di belakang.
Motif velg mobil ini sama persis dengan varian 2.0 Liter Turbo di Amerika. 18 inch dengan karet bundar Michelin Primacy 3ST, ban kategori silent top-end dari Michelin (sekarang Michelin Primacy 4), sama seperti dua generasi sebelumnya yang juga mendapat Michelin.
Lalu bagian dalamnya mobil ini juga sangat berubah total. Gaya desainnya jauh lebih minimalis dan simplistik - senada dengan bagian luarnya. Lagi - lagi : mirip dengan Audi.
Dashboard Accord
( sumber )
Dashboard seperti ini memberi kesan high-tech. Honda menggunakan kombinasi warna monokrom hitam-putih-abu. Dashboard Accord tidak lagi dipenuhi wood panel seperti tiga generasi sebelumnya. Bagi anda yang menggemari gaya desain berkesan luxury, rasanya akan bingung melihat betapa berbedanya aura di Accord baru.
Dash ini juga dibuat lebih rendah sehingga pandangan ke depan luas - dan memang demikian. Tidak lagi terlalu besar dan tinggi seperti sebelumnya, dan less busy karena tidak ada dua layar bertumpuk. Tetapi malah digantikan dengan satu hal yang saya paling tidak harapkan ada di sebuah Honda : head unit layar "templok" yang merusak flow desain dash secara keseluruhan.
Mereka melakukannya dengan baik di Civic dan CR-V, tapi tidak di Accord.
Kabar baiknya, layar jelek itu tidak menampilkan informasi mengemudi, hanya membantu blind spot monitoring dan head unit. Seluruh informasi mengemudi ada di multimedia screen di hadapan mata anda - yang sangat nanggung kenapa speedometernya harus tetap analog.
Tetapi sebuah multimedia screen full color TFT di sebuah Honda adalah kemajuan pesat - karena akhirnya setelah sekian abad kita tidak memandangi instrument cluster dengan font angka yang sama dengan kalkulator Casio dari 50 tahun yang lalu...
Bahkan sesuatu yang seharusnya ada di Civic dan CR-V, tetapi atas nama "menekan harga jual" tidak dimasukkan.
Accord juga memberikan sebuah build quality yang akhirnya kita harapkan setelah sekian lama dari sebuah Honda. Mobil ini membuat Honda CR-V terasa seperti mainan anak - anak. Setidaknya center console armrest di Accord sangat terasa solid, tidak membuat kita ngeri panel ini rubuh jika disandari seorang kawan yang overweight. Bahkan tombol AC nya sangat halus, hanya memberikan soft "click" saat dipencet.
Lalu yang menarik lagi : karena Accord ini duduk di platform yang sama dengan Civic, keseluruhan posisi duduknya jadi bisa sangat rendah - untuk posisi driver malah cenderung cukup sporti, dan passenger belakang pun memiliki ruang sangat luas dengan posisi lebih rendah daripada Accord sebelumnya.
Intinya, soal build quality dan interior, Accord memberikan segala yang dikeluhkan masyarakat di CR-V dan Civic...
Accord 1.500cc, memangnya bisa nanjak ?
Pertanyaan ini sangat mungkin ditanyakan oleh orang tua generasi boomer yang masih punya pikiran bahwa mobil citycar 1.000cc gampang panas dan tidak kuat di tanjakan. Bahkan kalaupun anda memberikan embel - embel "turbo" sekalipun, tidak membuat kening mereka berkurang kerutannya.
Mesin 1.5 Turbo yang we all know and love.
( sumber )
Strategi perampingan platform Honda ini membuat Accord juga diberi powertrain sama dengan Civic dan CR-V. Lebih tepatnya, di Accord speknya mendekati CR-V dengan 190 PS dan torsi lebih besar 17 Nm dari CR-V : 260 Nm. Transmisi tetap sebuah unit CVT, dan ini satu - satunya trimline Accord yang ditawarkan di Indonesia.
FYI, Accord mempunyai pilihan mesin terkuat 2.0 Liter Turbo dengan 10-speed Automatic di Amerika, menggantikan varian V6 3.500cc, yang sukses mempermalukan sebuah Mazda6 2.5 Turbo dari berhenti ke 100 km per jam, dan figur akselerasi sekitar 5 detikan artinya setara dengan sebuah BMW 530i. Saya tidak bisa membayangkan wajah para driver BMW dikejar oleh sebuah Accord.
Unit 2 Liter Turbo bertenaga 252 hp dengan transmisi 10-speed, transmisi 6-speed manual nya baru saja dihentikan produksinya. Mesin ini adalah versi "downgrade" dari K20C1 di Civic Type R.
( sumber )
.... dan powertrain ini sukses mempecundangi Mazda dengan 500 cc lebih besar.
Sayangnya hanya mimpi indah saja varian ini masuk Indonesia, di ASEAN saja tidak ada yang memasarkan varian ini. Di ASEAN, Accord hanya ditawarkan dengan 1.500cc Turbo dan 2.000cc Hybrid. Jadi, Honda mungkin adalah brand yang paling dibenci oleh para tree-hugger dan pemuja mobil listrik karena sama sekali belum menawarkan hybrid di lineup nya.
Ya pernah sih, tapi ada yang ingat mobil hybrid apa? Mending kita bahas soal rasa mengemudinya saja.
Ada yang masih ingat ?
( sumber )
Posisi mengemudi rendah, check. Dasbor rendah, check, dan yang membuat Accord ini sangat menyenangkan adalah : desain kap mesin yang cerdas. Honda memposisikan lekukan kap mesin di bagian luar windshield sehingga tidak menghalangi pandangan. Feel ini sama seperti yang didapatkan di Accord generasi 7 (CM). Jadi pada generasi ini justru ada kecenderungan Accord menjadi mobil yang kembali sporti.
Accord generasi 7 (CM)
Dan memang demikian. Accord generasi 10 adalah sebuah mobil yang memiliki sentuhan karakter sporti. Feedback setirnya tidak bisa dibilang kaya sekali - tetapi jelas lebih padat dan direct dibanding Accord generasi 9. More or less, feel setirnya boleh diadu dengan Mazda6. Bodinya terasa rigid, suspensinya tidak floating. Anda seperti mengendarai sebuah Civic, bahkan justru lebih mudah dikendarai dari sebuah Civic karena visibilitasnya yang luar biasa, dan anda baru menyadari ini sebuah Accord saat mundur.
Eh ya tidak juga, karena reverse cam nya sangat jelas membantu saat parkir. Seriously, tidak ada yang membuat anda ingat ini sebuah sedan 4.9 meter.
Oh jelas, bantingan suspensinya khas modular platform Honda kelas ini : sangat plush dan membuat suspensi kerasnya tidak terasa menyiksa bokong. Jatuhnya set suspensi seperti ini justru sangat nyaman. Mungkin saja ia sedan ternyaman saat ini - karena Toyota Camry dengar - dengar lebih keras. Dan jika anda menanyakan sebuah kelemahan Honda yang tidak pernah selesai dari awal penciptaan dunia : suara ban, Accord adalah mobil tersenyap di seluruh lini Honda. Accord memiliki teknologi Active Noise Cancellation seperti generasi sebelumnya, dan tidak lupa ban yang digunakan : Primacy 3ST.
Tetapi saya agak menyayangkan setup mesin dan transmisi yang justru diperuntukkan untuk halus.
Tidak ada yang salah dengan mesinnya, halus, seperti mengendarai CR-V versi sedan dan extra torsi 17 Nm nya sangat membantu untuk mobil ini tidak terasa malas seperti CR-V, walaupun tetap ada noticable turbo lag di sini. 0-100 di 9 detikan, artinya mobil ini lebih kencang dari Accord lama. Set CVTnya juga halus seperti CR-V, ketimbang agresif seperti Civic. Secara keseluruhan, pengalaman mengemudinya tidak ada yang salah.
Tetapi dengan set sasis dan steering seperti itu, saya berharap lebih. Saya berharap mobil ini memiliki tenaga meluap - luap dan bersemangat, sasis ini seperti dipersiapkan untuk bekerjasama dengan baik dengan powertrain 2.0 Liter Turbo, yang sayangnya tidak masuk ke sini.
Honda Accord 1.5 Turbo praktis hanya menjual pengalaman berkendara yang halus, dan dengan memamerkan fitur radar canggihnya.
Saya membenci layar nongol di tengah dashboard - tapi harus saya akui, penempatan layar nongol ini adalah disengaja. Honda mengintegrasikan head unit layar ini dengan fitur blind spot monitoringnya. Setiap kali ada pengemudi motor sport nanggung atau motor matik besar ingin mepet anda, layar di tengah akan berubah jadi pandangan spion kiri. Anda tidak akan terlewat karena posisi layar ini eye-level, sejajar dengan mata sehingga anda tidak perlu menoleh ke spion kiri.
Lalu ini juga adalah mobil Honda pertama dengan fitur adaptive cruise control. Fitur yang membuat anda bisa sedikit menyimpan energi di tengah rush-hour traffic karena dapat menjaga jarak dengan kendaraan depan, dan entah bagaimana - software engineer Honda membuat fitur ini sangat halus, seperti dioperasikan oleh pikiran kita. Mungkin ke depannya fitur ini tidak memerlukan tombol, cukup dari neuron otak saja.
Final Thoughts
Sejauh ini, pengalaman dengan Accord terbaru sangat pleasant. Mobil yang sangat menyenangkan, jika bukan karena satu hal :
Harganya.
Mobil ini memiliki harga di atas 700 juta. 730 juta-an to be precise. Justifikasi apapun tidak membuat mobil ini terlihat 50 juta lebih mahal dari sebuah Toyota Camry atau Mazda6. Seperti menjawab sendiri betapa sedikitnya mobil ini dibanding Toyota Camry.
Lalu, ada masalah secara marketing. Nama "Accord 1.5 Turbo", sebuah sedan besar bermesin 1.500cc tidak terdengar seksi di Indonesia. Masyarakat banyak tidak peduli 0-100 figures mobil ini lebih cepat dari Toyota Camry dan Accord 2.4 lama, yang mereka lihat hanya mobil cc kecil = pasti tidak kuat nanjak.
Baiklah ia mobil di kelasnya yang punya adaptive cruise control, lahir dari sebuah platform modular baru yang sangat baik, tetapi anda harus menjadi sebuah fans berat Honda, atau anda harus sangat menyukai mobil ini seperti cinta pada pandangan pertama, untuk mendapat justifikasi membeli mobil ini.
Commenti