Ada sebuah pergeseran budaya pada kaum millenial kota.
Millenial kota kebanyakan - berbeda dengan generasi orang tuanya, cenderung tidak terlalu tertarik untuk berkeluarga. Setidaknya itu yang terjadi dengan saya dan teman - teman saya.
Rata-rata usia pernikahan bergeser. Menikah usia di atas 25 atau 30 sudah hal biasa, tidak dipandang tabu seperti dulu. Punya anak pun hanya satu atau dua, paling banyak tiga. Empat lima sudah terlalu banyak.
Millenial kota tidak suka terlalu dikekang ikut arus, mereka senang bertanya, mereka menyukai hal - hal berbau kebebasan : kebebasan berekspresi, kebebasan beraktivitas, kebebasan berpikir, kebebasan mengembangkan diri, dll.
Gadget dan Kendaraan menjadi bagian dari gaya hidup millenial kota. Keduanya sama - sama mengandung nilai kebebasan.
Dengan gadget sekarang, anda semakin bebas berinteraksi dengan orang lain tanpa harus ke telepon umum, anda bisa bebas sedang PDKT dengan seorang wanita tanpa harus menghadapi "kegalakan" bapaknya karena menelpon malam - malam. Anda juga bebas mengabadikan momen ngopi anda, lalu mengunggahnya ke Instagram dengan caption yang catchy. Bahkan sekarang memesan makanan favorit anda pun modal jempol - dan duit digital.
Kendaraan pribadi : motor atau mobil, anda tidak harus terus-menerus melihat jam keberangkatan, bersesakan dengan orang lain di commuter line, bus, atau angkot, tidak ada awkward moment dengan supir taksi karena anda gugup dengan orang asing, anda bisa nongkrong di Starbucks sepulang kerja dengan teman anda, lalu tinggal berdoa pulang tak kemalaman karena pagar rumah / kos dikunci.
Intinya, anak millenial kota tidak lagi beli mobil atau gadget karena butuh. Lebih dari itu : itu adalah bagian dari nilai - nilai yang mereka anut. Makanya mereka bekerja dengan keras untuk itu.
Anak millenial kota sekarang dalam memilih kendaraan pun tidak melulu ngomongin konsumsi BBM dan kapasitas angkut - tapi juga model, serta fiturnya. Apakah fitur - fitur pada mobil tersebut menunjang aktivitas sehari - hari dan gaya hidup ? Dalam konteks ini : konektivitas gadget, misalnya.
Saya tidak tau apakah hanya saya saja yang merasa bahwa mobil modern sekarang pun, seperti gadget besar berjalan. Apa yang membuat hands-free bluetooth telephone menjadi fitur penting di mobil modern sekarang?
Sekarang fitur messaging dan internet saja bisa anda akses di mobil - software nya terintegrasi dengan layar head unit anda. Apple CarPlay, Android Auto ? Sudah sangat umum, bahkan dibutuhkan. Head unit dengan mirroring, pemutar video dan sistem operasi Android, sudah sangat banyak beredar di pasaran.
Apple CarPlay
Mereka - para perancang mobil, seakan menyatukan dua hal yang mendefinisikan gaya hidup millenial saat ini.
Konektivitas pada hakikatnya adalah sesuatu yang baik - ia membuat kita dapat segera mengerti apa yang terjadi dengan orang - orang terdekat kita. Bayangkan andaikata tetiba orang tua atau saudara menghadapi situasi yang darurat, anda bisa segera memutarbalik mobil kembali ke rumah
Tetapi, konektivitas memiliki menjadi problem tersendiri. Khususnya, terkait mengemudi.
Anda tentu ingat kampanye "no texting while driving", di Indonesia belum ada aturan yang memberi sangsi eksplisit kepada orang - orang yang distracted saat mengemudi - dari bermain gadget hingga mabuk.
Rambu "No Texting While Driving"
( https://www.istockphoto.com/ae/photo/no-texting-while-driving-its-the-law-sign-gm466968240-60054794 )
Handheld Cellphone Use: 21 states, D.C., Puerto Rico, Guam and the U.S. Virgin Islands prohibit all drivers from using handheld cellphones while driving. All are primary enforcement laws — an officer may cite a driver for using a handheld cellphone without any other traffic offense taking place.
All Cellphone Use: No state bans all cellphone use for all drivers, but 39 states and D.C. ban all cellphone use by novice drivers, and 20 states and D.C. prohibit it for school bus drivers.
Text Messaging: Washington was the first state to pass a texting ban in 2007. Currently, 48 states, D.C., Puerto Rico, Guam and the U.S. Virgin Islands ban text messaging for all drivers. All but three have primary enforcement. Of the two states without an all-driver texting ban, one prohibits text messaging by novice drivers.
Baiklah, anda mungkin berdalih, anda menggunakan hands-free, atau mirroring. Anda tetap melihat ke jalan. Tetapi masalahnya bukan itu.
Masalah utamanya anda dan saya, manusia, itu klasik : gejolak emosi.
Emosi adalah sesuatu yang sub-conscious (bawah sadar). Di permukaan anda mungkin tenang, anda bisa mengendalikan emosi. Tapi sejatinya, bawah sadar anda lah yang menentukan, tidak peduli sepandai apapun anda mengelola emosi.
Anda tidak siap dengan sesuatu yang mendadak - apalagi jika terkait dengan orang yang anda cintai.
Sahabat saya yang paling tenang dan paling easy-going sekalipun, pernah tetiba kehilangan seseorang yang sangat dicintainya dan ia tidak siap, emosinya tetap bergejolak di awal.
Nah, sekarang bayangkan jika emosi yang bergejolak ini, harus dikompromikan dengan situasi mengemudi - yang juga tidak menentu.
Emosi positif sekalipun. Siapa bilang emosi positif tidak berpengaruh terhadap kondisi mengemudi ?
Whether you’re steaming with rage at your unjust boss or floating on air at the thought of your imminent salary rise, there is a possibility that you won’t be paying the road as much attention as you ought.
Bahkan sebuah laman defensive driving pun tidak merekomendasikan mengemudi jika emosi sedang kurang baik.
Whether you are calm, nervous, or hot-tempered, your emotions affect the way you drive. Strong emotions can interfere with your ability to think and reason, reducing your ability to make decisions. Don’t let your emotions interfere with safe driving. Use good judgment, common sense, courtesy, and safe driving rules to ensure your safety and the safety of others.
Meskipun anda menggunakan hands-free device ?
Oh well... Your brain can't stand it.
The Unknown Dangers of Hands-Free Devices
When listening or speaking on the phone, the brain’s ability to process moving images decreases by up to 1/3, and, even when the driver’s eyes are on the road, they overlook 50% of what is around them. Some may say talking on a hands-free device is the same as having a conversation with a passenger in the car, but the National Safety Council says this isn’t true, because passengers also watch the road and will usually warn drivers about dangers they may overlook. In fact, the National Highway and Traffic Safety Administration also says talking on a cell phone is more dangerous than having a conversation with a passenger.
Ironisnya, dengan segala fakta dan data ini pun, konektivitas di mobil bukan dikurangi, justru malah semakin ditambah.
Selain semakin banyaknya konektivitas, mobil - mobil terkini juga semakin banyak diberi fitur tolak bala. Smart city brake, lane watch, hingga adaptive radar cruise control, atau fully 100% autopilot mode. Barangkali autopilot mode ke depannya akan menjadi fitur yang sangat umum.
Autopilot mode di Tesla
This technology is certainly not going away, and is not going to be a “bubble”. In fact, some day it may be illegal to drive your own car, once we see how limited we are individually as drivers.
Saya tidak tau, atau malah jangan - jangan pertanyaannya adalah :
"Masihkah mengemudi relevan di masa depan?"
Harus saya akui, mayoritas orang di sekitar saya tidak benar - benar menikmati aktivitas mengemudi, walau membeli mobil yang enak dikemudikan sendiri.
Saya rasa kalangan non-car guys, akan lebih prefer untuk memiliki mobil dengan fasilitas autopilot. Lebih tidak capek di kemacetan rutinitas sehari - hari.
Bagaimanapun, mobil tetaplah mobil. Saya tak akan menampik bahwa ke depan teknologi space-age akan jadi sesuatu yang in. Jika sudah ditemukan cara untuk memproduksi secara massal dengan murah, maka terjadilah.
Selain itu, having a space age technology in your garage is cool. Having a Tesla is cool. Jika saya punya uang lebih - saya akan beli BMW i8 atau Tesla hanya karena ia tampak keren - tanpa sedikitpun berpikiran bahwa saya ingin menyelamatkan bumi. Saya hanya ingin teman - teman saya membicarakan mobil saya. Titik.
Mobil akan seperti fashion : melakukan tugasnya dengan baik sambil membuat anda terlihat keren.
Lalu bagaimana nasib mobil - mobil bensin, dan kalangan orang "aneh" seperti anda dan saya yang punya hobi tidak jelas seperti mendengarkan mesin teriak sampai 7.000 RPM lebih ?
Satu fakta menarik : pesawat terbang manual seperti Cessna tidak punah sama sekali di era dimana sebuah Airbus sudah dapat terbang sendiri tanpa diawaki. Ada sebagian orang yang menikmati terbang manual dengan pesawat kecil untuk bersenang - senang.
Mobil konvensional seperti sekarang saya kira tidak akan punah sama sekali. Mungkin saja, malah jadi mahal harganya. Karena tergolong barang antik. Mobil zaman dinosaurus seperti Chevrolet pick-up tua yang lambat saja sekarang mahal banget kan?
Sebuah pick-up Chevrolet K10 4x4 1969 yang laku di harga US$ 137.500 (1.9 miliar rupiah)
JAKARTA, INDONESIA ― Could today’s Chevrolet Colorado pickup truck be tomorrow’s collector’s item? Only time will tell.
Earlier this year in Arizona, U.S., a restored and customized 1969 Chevrolet K10 4X4 pickup truck sold at auction for $137,500 USD (about 1.9 billion IDR). As impressive as that is, other customized classic Chevrolet pickups – famed for their durability and styling – have auctioned for even more money over the years as demand for them increases.
Jadi, simpanlah mobil bermesin bensin anda sekarang, rawat dengan baik. Siapa tau jadi barang antik.
Comments