top of page
  • Writer's pictureChristian Aditya

Kuda - Kuda yang Lebih Cepat

Dunia kita telah mengalami evolusi peradaban berkali - kali sejak manusia pertama di bumi. Terlepas dari anda penganut teori bumi tua atau bumi muda, penganut faham bumi datar atau bumi bulat, ini adalah fakta.


Evolusi dan Adaptasi - dua kata yang akrab dengan buku pelajaran IPA kita semasa sekolah. Kita tentu saja mengenal istilah ini. Manusia, hewan, tumbuhan, alam, semua terhubung dalam sebuah sistem kompleks dan semua perilakunya memiliki aspek timbal balik yang terus - menerus terjadi sepanjang peradaban.


Manusia - sebagai makhluk yang dibekali akal budi dan makhluk yang diklaim "paling tinggi, paling sempurna", adalah aktor utama yang menjadi penyebab peradaban berubah.


Istilahnya, jika kita eliminasi manusia dan alam hanya berisi hubungan timbal balik hewan dan tumbuhan, peradaban nyaris tak akan pernah terjadi. Hewan praktis hanya punya kebutuhan biologis makan-minum-berkembang biak untuk bertahan hidup / survival. Well, tentu saja jika kita mengeluarkan faktor seleksi alam seperti perubahan cuaca (ice age, stone age) dan meteorit (?).


Kepunahan Dinosaurus yang dipercaya akibat dari hujan meteor.


Entahlah, sulit sekali membayangkan dunia tanpa manusia. Manusia adalah makhluk yang dalam proses evolusinya mempunyai satu hal yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan : self-consciousness. Kesadaran diri, yang menyebabkan ia punya rasa penasaran tinggi serta mempunyai pertanyaan - pertanyaan eksistensial. Pertanyaan eksistensial manusia ini juga yang membawa manusia punya keinginan menjelajah tempat yang sangat jauh - sebuah insting untuk terus bereksplorasi.


Manusia pada dasarnya memiliki alat transportasi bawaan lahir : kaki. Saya sedang membayangkan dulu beberapa orang merasa tak puas dengan kemampuan kaki untuk menjelajah. Daya jangkau terbatas, stamina terbatas, ditambah kemampuan fisik serta ketersediaan pangan yang minim. Yah dulu mana ada minimarket... Minum saja cari oasis atau sungai, lalu lanjutkan perjalanan lagi. Dulu memang belum ada global warming - tapi gurun pasir tetap panas!


Binatang berkaki empat lebih segala-galanya dari manusia : lebih kuat, larinya kencang, staminanya tahan lama walau cuma makan rumput - kita yang makan BBQ tiap hari saja nggak bisa ngimbangin larinya kuda. Mereka hanya tidak punya satu hal : problem eksistensial. Tanpa problem eksistensial ini jelas binatang kaki empat tidak punya kebutuhan untuk berkelana. Saya belum pernah ketemu kuda lari - lari sendiri kecuali dia merasa terancam (survival) akibat fenomena alam. Kuda tanpa awak itu ya kerjanya cuma makan-minum-tidur-beranak. Manusia melihat kuda ini punya kelebihan, lalu belajar bagaimana mengendalikan seekor kuda supaya dapat membantunya dalam "misi eksistensial".

Kuda, merupakan hewan berkaki empat yang paling umum. Larinya cepat, staminanya kuat, makannya murah.


Onta, hewan berkaki empat andalan orang di gurun. Memiliki cadangan air yang sangat banyak di punuknya untuk adaptasi dengan cuaca yang panas.


Kuda saking bergunanya, juga banyak di "modifikasi" sesuai fungsi : diberi kereta kuda atau gerobak di belakang supaya penunggangnya bisa fokus berperang dan berburu, atau membawa barang dan orang yang lebih banyak.


Foto kereta kuda di China.


Fast Forward ke abad-18 kita melihat dunia yang sama sekali berbeda - semuanya serba ter-otomasi. Manusia memberinya nama "Revolusi Industri". Mulai menemukan sumber tenaga dan cara - cara baru selain memanfaatkan binatang kaki empat untuk berkelana. Benda - benda mekanis mulai muncul untuk mempermudah hidup manusia, pabrik - pabrik di Eropa mulai bermunculan secara masif menciptakan produk untuk kebutuhan manusia - survival dan existensial. Perdagangan komoditi menjadi jauh lebih mudah dengan adanya lokomotif bermesin uap dengan tenaga batu bara.





Mesin Uap (Steam Engine) merupakan salah satu produk dari Revolusi Industri pertama, dengan penemunya James Watt.


Lokomotif dengan mesin uap.


Sejarah permobilan modern bertumpu pada dua orang di akhir abad 19 dan awal abad 20 : Karl Benz, dan Henry Ford. Namanya abadi sampai sekarang di dua brand mobil kenamaan : Mercedes-Benz dan Ford.


Benz dan istrinya, Bertha Ringer (Bertha Benz), membuat horseless carriage / kereta tanpa kuda dengan nama resmi "Benz Patent Motorwagen", dan menjualnya.



Karl dan Bertha Benz.


Benz Patent Motorwagen, ditenagai mesin 2-langkah 954cc bertenaga 1.5hp, dengan kecepatan puncak 16 km/jam


Henry Ford lah, yang mengubah wajah permobilan modern - dan wajah industri secara keseluruhan. Bahkan jika industri membutuhkan seorang nabi, maka Henry Ford adalah seorang "nabi" bagi industri modern dan rakyat kelas menengah.


Konsep Henry Ford mendapat julukannya sendiri "Fordism" - tentang industri, ekonomi, dan sosial secara menyeluruh - mass production, mass consumption. Jauh sebelum Hitler menciptakan Beetle, Ford lah - yang sudah punya ide tentang bagaimana mobil terjangkau bagi kalangan menengah, dan jalan yang ditempuhnya adalah : produksi massal dengan sistem assembly line atau jalur perakitan. Lahirlah Ford Model T : mobil pertama produk dari sistem industri modern.



Henry Ford dan Ford Model T, mengubah wajah industri modern hingga sekarang.


Dan kisahnya berlanjut sampai sekarang. Cara - cara Henry Ford masih relevan hingga satu abad kemudian, diterapkan hampir ke semua jenis produk industri.


Serangkaian kisah di atas menunjukkan bagaimana pergumulan eksistensial manusia menggerakkan peradaban, dan akan terus berlanjut. Mungkin saja wabah COVID-19 juga akan membawa serangkaian perubahan terhadap kebiasaan dan membawa pergumulan eksistensial pada level selanjutnya.


Selanjutnya, mungkin giliran Elon Musk ?



Elon Musk, mungkinkah orang yang akan membawa transportasi pada tingkat berikutnya ?

42 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page