Tuning adalah istilah yang tidak eksklusif untuk dunia otomotif saja. Faktanya, tuning itu malah justru istilah di dunia musik.
adjust (a musical instrument) to the correct or uniform pitch.
"he tuned the harp for me" - Google Dictionary
Bagi seorang pemain gitar, ia mengerti bahwa untuk memainkan sebuah lagu atau melodi tertentu, gitarnya harus di-"tuning". Piano, drum, bass elektrik, gitar elektrik, semuanya juga harus di-tuning sebelum bermain.
Bagaimana jika saya katakan gitar anda itu sudah sempurna as it is dari pabrik karena dirancang oleh para ahli musik yang pasti ngerti musik, ngapain di tuning-tuning lagi ?
Anda pasti tidak terima, karena bagaimanapun gitar itu keluar dari pabrik ia tidak selalu cocok dengan gaya permainan anda.
Tetapi jika logika yang sama di-apply pada mesin kendaraan, anehnya banyak orang yang setuju bahwa "mesin kendaraan sudah sempurna as it is, tidak perlu tuning lagi".
Oh tentu saja tim designer di atas sana adalah orang - orang jenius. Mereka mengerti dengan benar apa yang mereka lakukan. Mereka juga mau kok membuat mobil yang terbaik.
Masalahnya akan selalu kembali pada realita bahwa mobil ada sebagai barang konsumsi. Ia harus "terjual", dan salah satu elemen yang membuat mobil terjual adalah biaya.
Untuk menentukan biaya produksi sebuah mobil, anda perlu mengerti siapa konsumen anda, ke negara mana saja ia akan dijual, seperti apa kondisi infrastrukturnya.
Tim Engineer, pada kenyataannya akan bertemu dengan para eksekutif, tim marketing, tim desain, tim akunting. Dengan mempertimbangkan hal - hal di atas, maka dirancanglah mobil sesuai dengan "standar" tertentu tadi.
The factory makes numerous compromises in the design process. Factories follow the principle of standardization in order to achieve an optimal balance between investment and quality, so they put the same aggregate, with certain modifications, into a great number of models. This does not mean that tuning is bad for your car, it’s just that it is not cost-efficient enough for the factory to commit to fine tuning. It is up to the car owners to see if they are happy with the factory settings or they wish to get the most of their cars.
Lalu apa kaitannya dengan horsepower mobil ?
Begini, dalam dunia engineering, dikenal istilah "faktor keamanan". Dosen saya pernah menjelaskan bahwa sebuah produk rancangan engineering tidak hanya harus bekerja dengan baik - ia juga harus aman untuk digunakan berulang - ulang (reliable). Faktor keamanan ini juga harus memperhitungkan skenario terburuk yang terjadi : situasi darurat, kesalahan penggunaan, kondisi tidak menentu, dan degradasi komponen.
In engineering, a factor of safety (FoS), also known as (and used interchangeably with) safety factor (SF), expresses how much stronger a system is than it needs to be for an intended load. Safety factors are often calculated using detailed analysis because comprehensive testing is impractical on many projects, such as bridges and buildings, but the structure's ability to carry a load must be determined to a reasonable accuracy.
Many systems are intentionally built much stronger than needed for normal usage to allow for emergency situations, unexpected loads, misuse, or degradation (reliability).
For an engine, it consist several components, It has the Factor of safety of 6–8. So that it’s more stronger than expected, When safety factor is more it’s more reliable than actual.
According to law, rules and other factors automobile safety factor relies on 3.
Why it's important?
For eg : Actual capacity of the two wheeler motor bike is 2 person, but it can carry 4 persons and it runs finely. So that factor of Safety is more and good.
Same thing happened in trucks too, 1 ton capacity small truck is carrying more than 1 ton, so that FOS is more.
Dalam konteks mendesain mesin, ia dirancang untuk mencegah mesin mengalami kerusakan seperti : overheating, overboost, kebocoran kompresi, pecah piston, stang piston bengkok.
Semakin besar safety factor komponen tentu berbanding lurus dengan biaya yang juga tinggi untuk memproduksinya. Belum biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk penyempurnaan tuning.
Selain itu di lapangan sendiri - infrastruktur berbeda - beda, pemakaian berbeda - beda, dan yang membuat semakin pelik adalah : kualitas BBM juga berbeda - beda. Belum lagi bicara standar emisi yang berbeda - beda.
Dalam engineering, safety dan reliability selalu jadi concern utama - jadilah output mesin anda seperti "dicekek" untuk menyesuaikan kondisi seperti ini.
Otomatis, tenaganya rata-rata masih sangat jauh dari kemampuan maksimalnya. Apalagi jika mesin yang digunakan adalah mesin hasil platform sharing dan digunakan antar-lineup dalam rentang harga berbeda.
Mesin 1.4 TSI di Volkswagen, digunakan di lineup yang sangat luas.
Di era mesin modern sekarang - pengamanan ini semakin dipermudah dengan adanya perangkat elektronik seperti sensor dan ECU, bahwa ketika mesin mulai menunjukkan gejala tidak normal, ada protokol tertentu yang dijalankan oleh ECU untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk mengamankan mesin.
Contoh konkretnya, mobil modern jika overheating, mau anda coba menyalakan mesinnya sampe lebaran kuda pun tidak akan nyala itu barang, protokolnya sudah mencegah kerusakan lebih lanjut.
Inilah dasar saya mengatakan bahwa engine tuning itu aman - bahkan mungkin dibutuhkan.
Sangat lucu jika banyak orang terganggu dengan finishing cat yang kurang bagus sampai rela bayar mahal untuk poles dan detailing, tapi menolak mentah - mentah konsep bahwa mesin bawaan juga "tidak sempurna".
Akui saja, anda tidak selalu cocok dengan karakter pengendaraan mobil anda. Stock setting is not the best setting.
Ada problem laten di Indonesia : kualitas BBM. ECU mobil anda dirancang untuk mengasumsikan bahwa semua penggunanya "mungkin" mengisi BBM oktan rendah. Ini adalah bagian dari faktor keamanan tadi : memperhitungkan resiko terburuk.
Akibatnya, kurva tenaganya kurang padat, tenaganya rata-rata ngempos, karena timing pengapian mesin tidak bisa terlalu maju, mencegah knocking, walaupun anda isi oktan tinggi sekalipun.
The thing is... semua orang mengharapkan perbaikan performa saat mengisi BBM oktan tinggi. Jadi, sama seperti gitar : butuh tuning supaya sesuai dengan karakter dan kebiasaan si pengguna.
Dan tuning paling mudah untuk modern engine adalah langsung pada otaknya : ECU tuning - bisa via remapping, piggyback, atau chipping. Hasilnya lebih kelihatan. Jika diimbangi dengan pemasangan hardware yang tepat : seperti intake atau exhaust system, maka hasilnya lebih maksimal lagi.
Engine Remapping, salah satu cara untuk melakukan tuning ECU.
FYI, yang dilakukan oleh tuner itu, mirip seperti "file editing". Istilah IT nya : coding. Tuner akan melakukan tarik data / datalogging dari ECU untuk membaca protokol - protokol dan karakter ECU mesin, lalu mengubah - ubah dan menambah parameter, setelah itu disalin ulang ke ECU seperti anda "menumpuk" file MS Excel anda.
Tentu saja, tuner selayaknya tetap menyimpan stock file (data mapping standar) untuk berjaga - jaga dan in case pemiliknya mau mengembalikan ke standar dan menjual mobilnya.
Saya tidak terlalu paham detail apa saja yang diatur, tapi kalaupun horsepower naik besar, itu logis saja : kurvanya semakin padat. Pelajari tentang kurva tenaga di sini.
Kurva before-after Civic Si yang sudah di-tuning oleh Hondata.
Setelah itu dilakukan tes jalan dengan pengguna sambil melihat parameter melalui data dari OBD. Cocok, bayar, nikmati. Selesai. Tidak cocok, tinggal diatur ulang sama tunernya, edit lagi, masukkan lagi, lalu coba lagi sampai cocok.
Salah kaprah pemikiran bila engine tuning hanya dipahami sebagai ajang gede-gedean horsepower. That's not the point, really. Faktanya, anda tidak selalu menggunakan 100%, seperti yang saya jelaskan di artikel tentang kurva tenaga. Jadi, yang terpenting adalah bagaimana behavior mobil di jalan raya bisa lebih optimal dari kondisi standar.
Ini juga sayangnya adalah salah kaprah di kalangan tuner sendiri. Banyak "tuner" hanya bermodal tinggi - tinggian horsepower dan copy-paste program orang lain - ini terjadi di seluruh dunia, sudah banyak juga korbannya yang dimulai dari masalah seperti knocking, head gasket leak, piston pecah, hingga turbo yang jebol.
Tidak sedikit demi mendapatkan horsepower gain besar, tuner mengabaikan faktor keamanan, dan yang paling mengerikan : men-disable sistem keamanan ECU. Iya, check engine light itu bisa dimatikan.
Salah satu indikator untuk mengerti tuner yang legit dan tidak adalah mereka yang paham dan menjelaskan protokol keamanan - bahkan bisa memastikan ada perlindungan ekstra, karena beberapa ECU setau saya dapat ditambahkan protokol keamanannya.
It's safer than you thought. Really.
Comments