top of page
  • Writer's pictureChristian Aditya

Stereotypes

Mobil adalah benda yang unik.


Ia adalah sebuah appliance, sebuah alat, barang teknik, penunjang aktivitas, di saat yang sama ia juga adalah barang fashion, bagian dari gaya hidup dan gengsi.


Tetapi di sini, ada sedikit masalah.


Kita tidak pergi ke showroom meminta dipilihkan mobil dengan spesifikasi seperti memilih AC 1/2 PK untuk kamar tidur kita. Hal paling umum anda tanyakan adalah kapasitas mesin mobil. Berapa cc, automatic atau manual, selesai.


Sisanya adalah stereotype. Mesin cc besar pasti boros, cc kecil pasti hemat. Transmisi manual pasti hemat, transmisi matik pasti sulit dirawat dan boros.


The thing is - kita menerima informasi mentah - dan sudah memiliki stereotipe tertentu yang dilestarikan di masyarakat.


Sayangnya, stereotipe ini sudah punah dengan sendirinya akibat perkembangan teknologi. Perkembangan desain pada mesin, transmisi, suspensi, bodi, dan sasis, serta peningkatan pengolahan bahan baku dan kepresisian mesin pabrik turut andil "membunuh" semua stereotipe tadi.


Kita hidup di masa dimana sebuah mesin 1.500cc mempunyai kapabilitas setara dengan mesin 3.000 - 3.500cc di masa lalu. Mari ambil contoh mesin 1.500cc di mobil yang sangat populer : CR-V. Tenaganya 190 PS, hanya berbeda 10 PS dari sebuah mesin 1MZ-FE 3.000cc pada Toyota Camry 2003. Tenaganya bahkan lebih besar dari sebuah mesin B16B di sportscar Honda di masa lalu : Civic Type R EK9.


Tidak ada yang menyangka sebuah mobil crossover membosankan seperti ini punya mesin dengan kinerja efisiensi lebih baik daripada sportscar di masa lalu.


Ini kita belum bicara soal tuning. Dari mesin yang sama, dengan ubahan pada ECU tuning dapat mengeluarkan sekitar 50 hp tambahan tanpa tambahan aftermarket parts. Di saat Honda harus mengeluarkan extra effort untuk meng-extract 240hp dari mesin K20A sekitar 10 tahun yang lalu.

Wujud paling ekstrem dari mesin K20A Civic Type R - stroke up ke 2.200cc dari 225 hp ke 240 hp, untuk inkarnasi paling gila dari sebuah Civic Type R saat itu : Honda Civic Mugen RR. Sangat menggelikan mengingat output mesin ini sekarang dengan mudah disamai oleh sebuah unit 1.500cc sebuah Honda CR-V.

( sumber )


Semua itu dicapai tanpa harus memiliki konsumsi bahan bakar lebih boros dari mesin performa tinggi di masa lalu.


Ini pun akhirnya stereotipe baru lagi. Semua orang - awam sekalipun, everyone, went crazy about turbocharged cars. Semua berpikir bahwa turbo adalah jaminan kencang, mudah di-upgrade gila-gilaan, sekaligus hemat.


Ya, turbo memang membuat efisiensi kinerja mesin meningkat. But that's not the case. Mesin 1.5 Liter dengan turbo yang satu tidak sama dengan mesin yang lain. 1.5 Liter Turbo buatan Volkswagen, berbeda dengan buatan Honda, Hyundai, atau bahkan Wuling.

Mesin Turbocharged menjadi salah satu andalan bagi pabrikan mobil Tiongkok untuk bersaing di Indonesia.

( sumber )


Di atas kertas, setiap mesin ini bisa memiliki spesifikasi yang sama, mungkin sampai ukuran bore x stroke yang sama - tetapi ketika dikendarai, boom! Saya bisa menceritakan karakteristik setiap mesin ini berbeda. I know it, I've been there.


Termasuk juga jika kita "kuliti" setiap komponen hingga ke akar-akarnya, kita akan menemukan bahwa setiap komponennya berbeda dan desainnya berbeda - beda. Ini juga berpengaruh pada kapabilitas tuning dan daya tahan mesin yang berbeda - beda pula.


Tanyakan setiap tuner - proper ECU tuner - yang benar - benar paham protokol ECU, bahwa gain yang didapat setiap mobil ini pun tidak sama. Mobil yang sepertinya memiliki unit mesin sama pun belum tentu menggunakan ECU yang sama.


Apa yang kita dapatkan dari fakta - fakta ini ?


Mobil adalah satu kesatuan package - tidak bisa kita nitpicking, mengambil satu hal yang kita suka atau tidak suka lalu langsung melekatkan stereotype pada jenis mesin, transmisi, atau jenis mobil / merek tertentu.


Setiap mesin, termasuk komponen lainnya pada mobil, didesain untuk memenuhi kriteria tertentu. Memenuhi fungsi tertentu. Ada alasan mengapa mobil jenis ini menggunakan mesin turbocharged atau naturally aspirated, menggunakan transmisi dual clutch atau CVT, setting suspensinya keras atau lembut, dll.


Menilai sebuah mobil keluarga untuk berperilaku seperti sebuah sports coupe tentu salah alamat. Anda tidak bisa bilang mesinnya lambat, transmisinya lambat, handlingnya payah, lalu menyebutnya sebagai "kelemahan", karena memang dari awal tidak diperuntukkan untuk itu.

Ada alasan mengapa Mazda MX-5 selalu dianggap sebagai mobil dengan handling terbaik sepanjang masa - tentu saja bukan karena ia mampu mengangkut 10 orang dengan nyaman.

( sumber )


Tentu saja ada beberapa hal alamiah yang kita paham itu sesuatu yang merupakan traits dari jenis tertentu, misalnya turbo lag pada mesin turbocharged. Tetapi cara setiap pabrikan untuk mengeliminasi kelemahan itu juga pasti berbeda - beda. Efeknya tentu saja ke karakter pengendaraan yang berbeda - beda pula.


Saya yakin seluruh jurnalis serta para jenius di dunia otomotif setuju - mobil yang bagus adalah yang setiap komponennya bersinergi membentuk suatu karakter tersendiri - tentu saja sesuai dengan fungsinya. Melakukan apa yang seharusnya dilakukan, entah itu membawa keluarga dengan nyaman sampai tujuan, atau melakukan tailsliding di setiap tikungan dan membuat wajah anda tersenyum seperti anak usia 5 tahun dengan mainan barunya.


Seni pada sebuah mobil - tidak terbatas pada apa yang ditangkap visual. Pada faktanya, mobil adalah barang seni - baik dari luar maupun dalam. Dari yang kelihatan mata hingga yang dirasakan oleh keseluruh indera kita yang lain.

Jaguar E-Type, tidak hanya dipandang sebagai mobil terindah di zamannya, ia juga adalah sebuah engineering masterpiece.

( sumber )






60 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page