Honda selalu dikenal dengan produk - produk yang menarik dan banyak inovasi. Tetapi ada satu masa dimana Honda pernah membuat produk yang mulai mainstream dan uninspiring.
Krisis keuangan global 2008, dan kebangkrutan lembaga pembiayaan Lehman Brothers, membuat Honda harus mengubah seluruh perencanaan platform Civic terbaru. Awalnya, Honda merencanakan Civic menjadi lebih besar dari generasi yang saat itu (generasi 8, FD), tetapi arah ini diubah sehingga Civic dibuat lebih kecil, ringan, dan hemat.
The Civic was originally planned to become bigger, but after the collapse of Lehman Brothers and the global credit crisis in 2008, Honda wanted to make the car smaller, lighter and more fuel-efficient, while increasing space inside.
"Penghematan" ini, masalahnya, juga diikuti dengan "penghematan" pada sektor lain. Pada 2011 mobil ini pertama diperkenalkan, publik begitu "marah" dikarenakan penurunan kualitas dari generasi sebelumnya - dan desain luar yang sangat membosankan hingga Honda harus melakukan emergency redesign di 2013 untuk pasar Amerika.
2012 vs 2013 Honda Civic USDM
( sumber )
Empat bulan pertama di tahun 2012 pabrik Honda Thailand dilanda banjir, beberapa model produksinya dihentikan dan harus di-scrap / dihancurkan. Dampak ini sampai ke Indonesia, beberapa mobil yang masih CBU Thailand seperti sedan (City, Civic, Accord) harus vakum dijual selama 3-4 bulan, termasuk Honda Jazz yang beberapa komponen masih import dari Thailand. Tetapi kebetulan pula Civic generasi 8 (FD) sudah mengakhiri masa baktinya.
Banjir Thailand di 2012
( sumber )
Honda Indonesia pun langsung melakukan pergantian model pada bulan keempat setelah vakum, ke Civic generasi 9 (FB). Yang akan membuat anda mengernyit dan bertanya :
Is this even a Civic ?
Baiklah, let's start with the numbers.
Secara angka, Civic FB mengecil. Wheelbase nya 30 mm dari 2.700 ke 2.670, Panjangnya dari 4.540 ke 4.530, tinggi dari 1.440 ke 1.435. Yang bertambah hanya lebarnya 0.5 mm dari 1.750 ke 1.755.
Dimensi Honda Civic FD
(sumber)
Dimensin Honda Civic generasi 9 ( FB, atas ) dan generasi 10 ( FC, bawah)
( sumber )
Lalu secara visual, mobil ini tidak visually striking dan intimidating seperti FD. Faktanya, sebaliknya. Ia didesain menjadi sebuah mobil yang.... serius, dan ini adalah masalah yang serius untuk sebuah Civic.
Honda mengatakan ini one-motion design. Sebuah eufemisme untuk "lazy design" atau to be precise : "cost-friendly design". Tidakkah kita melihat mobil ini seperti Honda City GM2 yang di-stretch dan dibuat sedikit landai atapnya ?
Kebetulan di sebuah parkiran dealer Honda.
Oh tentu saja, versi ASEAN (Thailand) mendapatkan : projector headlights (tidak ada di versi Amerika), bumper depan yang lebih sporti, dan desain rear-end yang sedikit lebih baik.
But still, mobil ini akan dengan cepat dilupakan, blend in di traffic, di parkiran gedung-gedung perkantoran, menjadi mobil dinas para pejabat korporat, sama seperti Corolla. Oh well, pada kasus ekstrim mungkin saja anda akan sulit membedakan mobil ini dengan Corolla generasi 10.
Looks identical, eh ?
( sumber )
Desain yang mungkin disukai orang tua anda, tetapi barangkali bukan untuk anda yang berusia 20-30ish.
Same Old Song... but Cheaper
Ada kabar baik dan kabar buruk untuk interiornya.
Kabar baiknya, Honda masih mempertahankan desain two-layer multiplex. Artinya, ini sedikit lebih baik dari exteriornya yang sudah menjadi "tua". In fact, speedometer digitalnya justru lebih modern dengan sepasang bar eco-indicator kiri-kanan yang terkesan 3D.
Speedometer ini tersambung ke MID digital interaktif di sebelahnya yang sama dengan CR-V generasi 4 dan Accord generasi 9. Sangat interaktif dan keren, tanpa harus merusak flow desain keseluruhan (a.k.a menambah layar nonjol di tengah dashboard). Interface pun sangat mudah digunakan, intuitif, dan cepat. Sayangnya justru ini dihilangkan pada generasi 10 (FK), yang seharusnya mendapat head unit full layar terintegrasi malah disunat dan diberi head unit maha-lemot. Sehingga di versi Indonesia, Civic generasi 9 justru terasa lebih canggih infotainment systemnya daripada generasi 10.
Model dasbornya juga dibuat lebih driver-oriented. Tombol - tombolnya mudah dijangkau dalam sekali sentuh, Steeringnya juga enak digenggam, kini dengan tombol steering switch bawaan yang disunat di FD.
Intinya, ia tidak kehilangan semua kelebihan di FD, termasuk kepraktisan pada ruang kabin dan cup holders serta konsol yang sangat praktis. Posisi cup holder rendah sehingga tidak mengganggu akses tangan ke shifter. Oh ya, gear levernya pun besar dan tebal, sehingga lebih nyaman digenggam dari FD.
Tidak ada komplain juga dari sisi posisi mengemudi - masih mirip dengan predecessornya. Cukup rendah, enak, kaki selonjor, khas sekali Honda. Ergonomi kursi belakang baik, hanya kurang di sisi ruang kepala dan legroom, tetapi untuk anda yang tidak jangkung-jangkung amat, duduknya masih sangat nyaman.
Lalu kabar buruknya...
Sebenarnya saya tidak terlalu banyak komplain mengenai kualitas ini - jika tidak mengingat kabar buruk bahwa kualitasnya sangat-sangat.... memprihatinkan.
Sebagian orang akan komplain akibat dasbornya yang didominasi plastik - sejujurnya saya tidak peduli dengan dasbor berbahan plastik, karena jika eksekusinya baik, dasbor plastik itu bisa terlihat cantik dan berkualitas. Honda melakukan itu di Civic FD, CR-V RE, Accord CP. Sayangnya untuk Civic dan CR-V keduanya failed miserably di generasi setelahnya.
Plastik pada dash Civic... kualitasnya tidak bisa dibilang baik. Fragile, teksturnya kasar, malah terkesan seperti mobil kelas Jazz. I kid you not : Jazz GK terasa lebih solid di beberapa sektor. Center console yang juga berfungsi sebagai armrest sangat loyo dan mudah goyang jika kesenggol teman anda yang agak kebanyakan gizi.
Secara desain, beberapa desainnya membuat saya agak miris karena terlihat tidak lagi unik. Pedal gas organ kembali ke pedal gas gantung, rem tangannya kembali model lurus tidak lagi boomerang-shaped seperti FD, begitu pula door handle nya yang terkesan asal bikin, tidak berbentuk "V" seperti pada FD.
Ini diperparah bahwa mobil yang saya dapat waktu 2016 ini sudah berusia 4 tahun, odometer berjalan sekitar 40 ribu kilometer, dan bad news : bekas mobil test drive. Saya tidak perlu bantuan senter HP untuk melihat ada mungkin sekitar sepuluh miliar baretan pada setiap panel plastik.
Keyfob nya pun sudah agak renggang...
Saya tidak berpikir ini masalah bekas test drive - karena saya tidak menemukan hal ini pada FD2 2009 teman saya yang sudah berjalan 3 kali lebih banyak dan dipakai setiap hari. Panel-panelnya jauh lebih bersih. In fact, Civic saya justru terasa 10 kali lebih jorok...
Comfortable, Economical, yet So Bland.
Uhh ok... dimana saya harus memulai.
Mobil ini, dibangun dari platform sama dengan Civic FD. Rancang bangun kaki - kaki yang mirip, transmisi sama, mesin sama. Tidak menampik bahwa Honda melakukan serangkaian fine-tuning pada sisi drivetrain, yang tujuannya tentu saja adalah economy.
Untuk mesin clear sekali intensi Honda untuk membuat FB lebih economy-oriented daripada FD, dari hilangnya pilihan mesin 2.0 Liter K-series (K20Z2) dan digantikan oleh mesin yang lebih "hemat" : R-series.
Unit R18Z1 SOHC dengan power 141hp dan torsi 170Nm.
Civic FB memiliki dua pilihan mesin : 1.8 (FB2) dan 2.0 (FB3). Sama-sama berkode R. R18Z1 dan R20Z2 SOHC i-VTEC. Untuk unit yang saya pakai, bermesin 1.8 Liter. Mated dengan 5-speed Automatic. Varian yang sama yang juga populer di model sebelumnya.
Selain ini ada versi Manual untuk 1.8, sedangkan 2.0 hanya mendapat pilihan 5-speed Automatic.
Salah satu karakter mesin R adalah ia sangat suitable untuk perkotaan. Mesin ini tidak didesain dengan signature "VTEC KICK IN YO" Honda yang berteriak sampai 7.000 RPM, tetapi VTEC pada mesin R justru sebaliknya : VTEC nya berupa eco-cam akan menyala di 1.000 - 3.000 RPM dengan lower cam profile, dan akan disengage setelah itu.
Ini adalah mesin ekonomis, dan clearly memang terlihat sekali dari karakter mesinnya. Mesin ini sangat efisien untuk bergerak di dalam kota. Toel sedikit gas dan anda mudah sekali menyalip - nyalip. Not even 1.5 Liter Turbo di FK punya karakter semenyenangkan ini di dalam kota.
Gear ratio transmisi 5-speed yang panjang, dan clutch pada gearbox yang lebih cepat lock-up ini juga membantu untuk mobil ini memiliki respon gas yang halus - tidak meledak - ledak seperti Toyota Yaris, cukup linear. Saya memaafkan karakter mesin ini yang mulai loyo di atas 5.000 RPM karena memang ia tidak intended untuk high performance. Intinya jika anda adalah tipikal daily driver yang jarang injak pedal gas dalam, karakter mobil ini sangat menyenangkan.
The i-VTEC system in the R-Series engine uses a modified SOHC VTEC system consisting of one small and two large lobes. The large lobes operate the intake valves directly while the small lobe is engaged during VTEC. Unlike typical VTEC systems, the system in the R-Series engine operates in a 'reverse' fashion engaging only at low to mid RPMs. At low RPMs, the small lobe locks onto one of the larger lobes and keeps one of the intake valves partially open during the compression cycle, similar to the Atkinson Cycle. The ability for Honda to switch between Atkinson cycle and normal cycle allows excellent fuel efficiency without sacrificing too much performance.
Ditambah, fakta bahwa mobil ini lebih ringan dan wheelbase nya lebih pendek, serta rigiditas sasisnya lebih baik, membuat FB justru terasa seperti mobil seukuran Jazz. Mobilnya terasa kecil dan lincah.
Hasilnya juga tidak sulit mendapatkan konsumsi BBM di atas 10 km per liter dalam kota - dengan catatan seluruh rute anda lancar. 9 km per liter pun sudah sangat baik, mengingat rata -rata hatchback 1.500cc di zamannya memiliki konsumsi mirip. Sebelumnya saya menggunakan sebuah Suzuki SX4 1.500cc automatic pun tidak dapat mencetak konsumsi lebih baik dari itu. Ditambah, tangki mobil ini besar, sekitar 55 liter lebih, yang artinya suitable untuk perjalanan luar kota.
Refinement pada sisi kaki-kaki juga lebih baik. Karakter dampening nya lebih lembut dan slow dari FD, dan tidak terasa "grobyakan" seperti FD. Memberi kesan sangat forgiving dan dewasa.
Braking performance nya juga bisa dibilang baik, feel pedalnya gradual dan mudah dirasakan, tidak ngeloyor.
Intinya dalam konteks sebuah mobil, tidak ada yang salah dengan mobil ini.
But not for something that wears the prestigious "H" badge.
Zero excitement pada mobil ini sangat terasa sekali. Hilangnya excitement ini seperti merasakan pula apa yang dirasakan engineer Honda ketika hantaman krisis harus membuat mereka berhenti berinovasi - dan membuat mobil yang terlalu serius.
Setir adalah bagian yang mana anda merasakan langsung seperti apa mobil itu dirancang - dan sayangnya ini adalah bagian paling hancur dari FB. Setirnya ringan, putarannya seperti tidak direct dengan roda depan. Terasa loose dan disconnected.
Ini bukan perkara steering elektrik - saya masih dapat menebak seberapa banyak putaran roda di Civic FK dan FD2 (FD2 reguler menggunakan elektrik, FYI). FK dan FD2 jauh lebih direct - ada rasa bahwa mobil ingin berkomunikasi dengan anda. Hal ini tidak anda dapatkan di Civic FB.
Fakta bahwa suspensi depannya lebih lembut juga membuat bagian depannya tidak sharp. Ada jeda sepersekian putaran setir sebelum mobil benar-benar berpindah arah. Jika anda hanya menggunakan mobil ini untuk daily commuting dan anda bukan pengemudi agresif ini tidak terlalu terasa, Masalahnya adalah - pada high speed, ini memberi rasa tidak pede saat berpindah jalur.
Pada akhirnya, kelemahan - kelemahan ini yang membuat FB menjadi sangat tidak Honda, dan lebih mendekati karakter sebuah mobil reguler - hanya sebagai opsi lain dari Toyota Corolla. Tidak lagi distinct, terlalu serius, dan membosankan.
A "Vanilla", but Still Considerable
Don't get me wrong. Saya tidak membenci mobil ini.
Jujur saja, pengalaman saya tidak buruk dengan mobil ini. Tidak ada yang salah : mobil ini ekonomis, nyaman, luas, dan tidak rewel. Perawatannya serba mudah dan murah karena ini Honda.
Tetapi tidak pula mengesankan. Tidak ada distinct characteristics. Hanya sebuah "vanilla" car - sesuatu yang biasa-biasa saja. Medioker.
adjective
bland, boring, normal.
Ada satu hal yang mungkin dapat membuat mobil ini layak dibeli : harga bekasnya sekarang sudah drop.
Dengan kualitas pengendaraan yang lebih baik dari Honda Jazz - yang dekat 300 juta sekarang, dan reliability khas Honda, serta fakta bahwa mobil ini ekonomisnya sama dengan mesin 1.500cc dan sangat baik untuk daily commute, jelas adalah sebuah pilihan menarik untuk naik kelas.
Hanya pastikan anda sedang mencari sebuah mobil untuk daily driver, bukan sebuah Honda.
Comments